Bangli, BL-Bupati Bangli, I Made Gianyar, SH, M.Hum mengapresiasi upaya pemanfaatan reaktor biogas rumah (BIRU) di sejumlah desa di Bangli. Bahkan ia berjanji membantu pengembangan unit reaktor biogas.
”Seharusnya di setiap desa diusahakan ada 1 unit reaktor biogas seperti ini,”kata I Made Gianyar saat mengunjungi kebun dan reaktor biogas milik I Ketut Kapul di Desa Tiga, Kec. Susut, Bangli. Kunjungan dilakukan setelah Bupati mendapat informasi perkembangan program biogas rumah (BIRU) di desa ini (28/2).
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Bangli juga berjanji akan membantu pengembangan reaktor biogas di Bangli.”Jika memang layak, hal ini akan kami agendakan dalam anggaran daerah,”janjinya seperti dikutip Ni Nyoman Ramiati, Biogas Promotion Officer kepada redaksi Beritalingkungan.com.
Sudah delapan bulan, Ketut Kapul memanfaatkan reaktor biogas rumah (BIRU). Selain memanfaatkan gasnya untuk memasak, Ketut Kapul telah memanfaatkan ampas dari biogas, yang disebut bio slurry sebagai pupuk organik untuk kebun jeruk dan cabenya seluas kurang lebih 40m2. Ia juga menggunakan bio slurry untuk pupuk pada kolam lele seluas 4.5 x 3m, untuk sekitar 300 ekor lele. Selain pupuk kolam, bio slurry juga digunakan sebagai campuran pakan lele.
”Dengan memakai biogas rumah dari program BIRU, selain tidak beli gas, saya juga dapat pupuk organik gratis. Lele saya lebih cepat tumbuh dan kebun saya sekarang bebas lalat, tidak seperti dulu waktu menggunakan pupuk dari kotoran ayam,” papar Ketut Kapul tentang pengalamannya menggunakan ampas biogas ini.
Reaktor biogas rumah milik Ketut Kapul dibangun bulan Juni lalu oleh Yayasan IDEP. Yayasan IDEP Selaras Alam adalah salah satu lembaga lokal pengembang BIRU di Bali, selain empat lembaga lainnya yaitu Yayasan Bali Organik Association (BOA), Yayasan Manikaya Kauci, Yayasan Sunari, dan CV. Mintra Usaha Mandiri.
Program BIRU merupakan program kemandirian energi di provinsi Bali yang dilaksanakan oleh Lembaga Hivos bersama-sama dengan beberapa lembaga lokal. Program ini merupakan program kerjasama antar Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dengan Kedutaan Belanda.
Melalui program BIRU, Hivos memberikan subsidi senilai 2 juta rupiah per reaktor yang berupa peralatan, bukan berupa uang tunai, serta pendampingan dan pelatihan setelah dibangunnya reaktor.
Hingga akhri Januari 2012, program BIRU telah membangun 4.650 unit reaktor biogas rumah yang tersebar di tujuh provinsi di Indonesia yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah & DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat (NTB), Bali, dan Sulawesi Selatan. “Di Bali sendiri, terdapat 201 unit reaktor biogas yang tersebar di 8 kabupaten dan Kota Denpasar,”ungkapnya.
Di Bangli, hingga akhir Januari 2012 sudah terbangun 47 reaktor dengan sebaran sebanyak 14 reaktor di Kec. Susut, 10 unit di Kec. Bangli, 10 di Kec. Tembuku, 13 di Kec. Kintamani. Program BIRU Bali menargetkan sedikitnya 600 unit reaktor BIRU terbangun sampai dengan akhir 2012. (Marwan).