
Ilustrasi cuaca ekstrem yang perlu diwaspadai. Dok : Beritalingkungan.com
JAKARTA, BERITALINGKUNGAN.COM– Memasuki pertengahan April, Indonesia masih dibayangi oleh bencana hidrometeorologi basah yang terus melanda berbagai wilayah.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Ph.D., menyampaikan bahwa dalam sepekan terakhir, banjir, longsor, dan cuaca ekstrem kembali menyebabkan kerusakan dan korban di beberapa daerah.
Di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, banjir besar terjadi pada Minggu (13/4) akibat hujan lebat di wilayah hulu sungai Kecamatan Suli dan Suli Barat. Sebanyak 800 kepala keluarga terdampak, dengan ketinggian air mencapai 150 sentimeter di enam desa. Fasilitas umum seperti sekolah, pusat kesehatan, dan jalan utama ikut terendam.
Bogor, Jawa Barat, juga tak luput dari bencana. Luapan Kali Pelayangan akibat hujan intens menyebabkan banjir di Kecamatan Bojong Gede, menggenangi rumah 213 KK atau 670 jiwa. Sementara itu, angin kencang dan hujan deras merusak rumah warga di lima kecamatan lainnya seperti Cibinong dan Cigudeg, menyebabkan 42 rumah rusak dan 154 jiwa terdampak.
Di Kabupaten Malang, Jawa Timur, cuaca ekstrem pada Minggu sore (13/4) menyebabkan pohon tumbang di Kecamatan Gondanglegi. Sebuah rumah warga tertimpa, dan satu warga mengalami luka ringan akibat sengatan listrik. Tujuh rumah rusak ringan, bersama satu sekolah dan dua tempat usaha warga.
Tak kalah serius, tanah longsor menerjang Kabupaten Subang, Jawa Barat pada Jumat (11/4). Satu warga dilaporkan hilang tertimbun material longsor saat memperbaiki pipa saluran air di perbukitan. Tim SAR dan BPBD masih melakukan pencarian.
Melihat rentetan kejadian ini, BNPB mengingatkan bahwa bencana hidrometeorologi belum mereda. Berdasarkan prakiraan tiga harian ke depan (14–16 April 2025), potensi hujan lebat masih tinggi di puluhan provinsi, mulai dari Aceh, Jakarta, Jawa Barat, Kalimantan, hingga Papua.
“Kami mengimbau masyarakat untuk terus memantau informasi cuaca dari BMKG dan tetap waspada. Bersihkan saluran air di lingkungan, hindari area lereng saat hujan deras, dan siapkan tas siaga bencana,” tegas Abdul Muhari di Jakarta (15/04/2025).
Ia menambahkan, jika hujan deras berlangsung lebih dari satu jam dan jarak pandang mulai terbatas, terutama bagi warga yang tinggal di sekitar sungai dan lereng bukit, segera lakukan evakuasi mandiri ke tempat yang aman.
Cuaca memang tak bisa dihindari, tapi kesiapsiagaan bisa menyelamatkan. Jangan tunggu sampai terlambat—waspada adalah kunci (Marwan Aziz)