Sebagian warga Kendari terpaksa mengungsi akibat banjir yang merendam Kendari (16/7). Foto : Beritakendari.com |
KENDARI, BL- Hujan deras yang mengguyur wilayah Kota Kendari, Sulawesi Tenggara sepanjang hari Senin hingga Selasa dini hari (16/7) mengakibatkan seluruh wilayah di kota itu terkepung banjir.
Sungai-sungai yang melintasi ibukota dibeberapa titik meluap dan merendam pemukiman warga. Di Kelurahan Kampung Salo, Kecamatan Kendari, luapan sungai di daerah itu mengakibatkan banjir setinggi 2 meter dan merendam ratusan rumah warga dan jalan raya.
Sementara, luapan Sungai Mandonga juga membanjiri kompleks perumahan tumbu dan ratusan rumah warga didaerah itu. Sementara luapan sungai Anduonohu tidak saja hanya merendam ratusan rumah, namun luapan sungai juga membanjiri ruas jalan raya setinggi 1,5 meter.
Wilayah lain yang mengalami banjir terjadi di Jalan Lasolo, Kelurahan Sodohoa, Kecamatan Kendari Barat. Setidaknya, ratusan rumah didaerah itu terendam banjir akibat luapan sungai Lasolo. Banjir juga melanda wilayah Kelurahan Kemaraya disekitar Masjid Nurul Falah, kampus lama Unhalu dan kompleks perumahan dosen dengan ketinggian banjir mencapai 60 centimeter. Selain rumah-rumah warga, banjir merendam ruas jalan protokol didaerah itu.
Banjir parah juga terjadi di sekitar Eks MTQ. Selain rumah-rumah warga dan jalan protokol, sejumlah kantor didaerah itu terendam banjir termasuk kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Kendari. Banjir juga terjadi diwilayah Jalan Saranani dengan ketinggian air sudah mencapai 2 meter. Banjir juga terjadi diwilayah Lepo-lepo dan tersebar diberbagai titik dengan ketingian air bervariasi antara 1 hingga 2 meter. Di jalan Segar, Jalan Martandu banjir juga merendam ratusan rumah didaerah itu.
Banjir yang mengepung Kota Kendari kali ini tercatat sebagai banjir paling terparah dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. “Selama ini, wilayah Mandonga tidak pernah banjir seperti ini, seingatku ada 10 tahun baru banjir terjadi seperti ini,” kata Rahmat, warga di Jalan Lasandara Kendari, Selasa (16/7) seperti dilansir Beritakendari.com.
Sejauh ini belum diketahui adanya korban jiwa akibat bencana banjir ini termasuk estimasi nilai kerugian yang ditimbulkan oleh bencana ini, namun banjir yang terjadi di Bulan Ramadhan ini mengakibatkan kepanikan, kekhawatiran dan kerugian bagi warga. Bahkan hingga Selasa dinihari (16/7), banyak warga yang baru saja melaksanakan ibadah Sahur belum bisa tenang dan masih siaga lantaran hujan deras masih terus mengguyur Kota Kendari.
Selain ibukota yang sudah kehilangan daerah resapan air, menurut warga banjir terjadi akibat buruknya drainase ibukota. Pemerintah setempat termasuk seluruh stake holder pun kini didesak untuk segera bertindak cepat mengatasi masalah ini, sebelum bencana banjir ini benar-benar menjadi malapetaka. (BK)