JAKARTA, BL-Rangkaian gempa di perairan Padang yang lalu merembet naik ke daratan di Jambi sepanjang dua hari lalu terbukti mulai menggedor ‘pertahanan’ segmen gempa di Mentawai. Kemarin pagi, gempa sekuat lima dalam skala Richter bersumber dari segmen itu.
Lewat hasil studinya selama 17 tahun, ahli paleotsunami dari Pusat Penelitian Geoteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Danny Hilman Natawidjaja, memperhitungkan kalau segmen Mentawai masih menyimpan akumulasi energi tumbukan antara lempeng benua sebesar 8,9 skala Richter jumlah ini sudah dikurangi gempa 8,4 skala Richter pada September 2007 di segmen yang sama.
Jika dilepaskan sekaligus, energi itu bisa menyebabkan kehancuran total, korban jiwa yang sangat massif karena hampir setara ledakan bom seberat 1,8 triliun kilogram. Megathrust, kalau kata Danny. Walaupun sudah rawan banget tapi wallahuallam, mudah-mudahan tidak terjadi terlalu cepat, kata Danny kepada Tempo.
Berdasarkan simulasi yang telah dikembangkannya gempa dengan skala 8,9 skala Richter bisa membuat daratan pesisir barat Sumatera terutama Padang dan Bengkulu ambles sampai 1,5 meter (sebagai konsekuensi dari naiknya pulau-pulau di Mentawai yang bisa mencapai tiga meter). Jika sampai mengoyak lautan, Sri Widiantoro, profesor seismologi dari Insitut Teknologi Bandung menuturkan, tsunami dengan ketinggian 15 meter bisa mencapai pantai di pesisir Sumatera Barat dan Jambi dalam 10 menit.
Seperti halnya gempa di Patahan Semangko, gempa dari perairan Padang dan Pariaman bukan tidak mungkin terus menggerogoti zona kuncian di segmen Mentawai itu. Secara geologi itu sangat masuk akal, ujar Sri Widiantoro.