PENAJAM PASER UTARA, BERITALINGKUNGAN.COM – Para Alumni Studi Ilmu Lingkungan dari seluruh Indonesia mendeklarasikan IASILI atau Ikatan Alumni Studi Ilmu Lingkungan Indonesia di Titik Nol Ibu Kota Negara.
Mahawan Karuniasa selaku salah satu inisiator IASILI mengatakan, kolaborasi cukup mengejutkan ini fokus untuk menghadapi krisis global energi dan pangan saat ini serta mengawal Indonesia menuju 2045, termasuk pemulihan pembangunan akibat COVID-19.
“Deklarasi IASILI dinyatakan secara simbolis dari Titik Nol IKN dan acara dilakukan secara daring pada Rabu, 17 Agustus 2022,” ujarnya.
Tahun ini, setelah 50 tahun Deklarasi Stockholm, dunia menghadapi apa yang disebut triple planetary crisis, yaitu meliputi krisis iklim, polusi dan sampah/limbah, serta degradasi alam dan keanekaragaman hayati.
“Kondisi planet kita yang sedang tidak baik-baik saja,” ungkap Mahawan yang juga Ketua Umum Ikatan Alumni Sekolah Ilmu Lingkungan UI (ILUNI SIL UI).
Kondisi tersebut telah berdampak pada berbagai aspek kehidupan manusia termasuk ekonomi, sosial, dan politik. Ditambah dengan munculnya pandemi COVID-19 yang sampai saat ini masih belum tuntas.
“Permasalahan multi sektor ini perlu upaya bersama semua pihak untuk menanganinya, termasuk Indonesia,” katanya.
Menurut Mahawan, sains dan pilar lingkungan masih termarginalkan. Untuk itu, alumni ilmu lingkungan hadir di barisan depan melakukan aksi nyata untuk mengawal agar Indonesia mampu menghadapi tantangan yang tidak ringan seperti krisis iklim, SDGs, IKN, dan pemulihan COVID-19.
“Termasuk menghadapi potensi bencana dan disrupsi besar lainnya, serta agenda G20 dan implementasi konkretnya,” ujar Mahawan.
Pada kesempatan itu, sejumlah inisiator IASILI turut hadir, antara lain: Sarkowi Zahry dari UNMUL, Soleh Rusyadi dan Mahawan Karuniasa dari UI, Yohanes Lebang dari UNIPA, Joko Santoso dari UPR, Arlen dari USU, dan Agus Haryanto dari UHO. Sedangkan Sarwono Kusumaatmadja hadir mewakili tokoh lingkungan hidup. (Jekson Simanjuntak)