Pengukuhan Pemimpin Muda Dalam Penanganan Perubahan Iklim. Foto : dok Yayasan Plan International Indonesia.
DEPOK, BERITALINGKUNGAN.COM– Di sebuah gedung yang biasanya sunyi di kawasan pemerintahan Kota Depok, kini bergema suara riuh dan semangat muda. Lebih dari 350 anak muda dari berbagai komunitas berkumpul di Gedung Dibaleka, bukan hanya untuk merayakan sebuah festival, tapi untuk mengukuhkan diri mereka sebagai pahlawan iklim masa depan.
Festival Rana Muda yang berlangsung pada tanggal 18 Mei 2025 ini merupakan acara penutup dari program Urban Nexus Fase 2, bukan sekadar perayaan, tapi tonggak penting bagaimana kaum muda bangkit menjadi pemimpin dan pelopor dalam menghadapi krisis iklim dan bencana.
Dari Kerisauan Menjadi Aksi Nyata
Krisis iklim bukanlah isu abstrak bagi mereka. Kaum muda — yang secara global dikenal sebagai kelompok paling rentan terkena dampak perubahan iklim — justru menunjukkan bahwa mereka bisa menjadi penggerak perubahan.
Selama tiga tahun terakhir, lebih dari 16.000 remaja dan kaum muda dari Depok dan 27 provinsi lainnya telah terlibat aktif dalam Urban Nexus Fase 2, sebuah kolaborasi Yayasan Plan International Indonesia bersama MDMC Indonesia, Teens Go Green, Pemerintah Kota Depok, dan didukung oleh DFAT-ANCP serta Plan Australia.
Mereka tidak hanya belajar memahami risiko bencana dan perubahan iklim, tetapi juga menciptakan solusi kreatif yang bisa diterapkan di lingkungan mereka.
Dari bank sampah yang dikelola oleh komunitas, alat pendeteksi banjir inovatif, hingga filter air ramah lingkungan yang bisa digunakan saat darurat—semua lahir dari semangat dan kepedulian mereka.
Dyah Sadiah, Staf Ahli Wali Kota Depok, menyampaikan apresiasi yang mendalam atas peran anak muda dalam menjaga kualitas hidup masyarakat.
“Anak-anak ini adalah pejuang iklim dan kesehatan, bagian dari pahlawan yang memastikan generasi berikutnya dapat hidup dalam lingkungan yang sehat dan berkelanjutan,” ujarnya saat menyampaikan sambutan (18/05/2025).
Semangat itulah yang terlihat jelas dalam wajah Khansa, seorang pemimpin muda berusia 16 tahun yang mengaku telah tumbuh kepercayaan dirinya lewat program Urban Nexus.
“Saya belajar banyak, mulai dari solusi bank sampah hingga bagaimana melibatkan perempuan muda dalam satgas perlindungan. Saya harap program ini bisa diterapkan di daerah lain juga,” katanya penuh optimisme.
Memimpin dengan Aksi dan Kolaborasi
Festival Rana Muda juga menjadi momen bersejarah dengan pengukuhan Forum Pemuda Tanggap Bencana Kota Depok, yang dikenal sebagai Depok Youth Disaster Warrior.
Mereka kini siap menjadi garda depan dalam menghadapi risiko bencana, menggerakkan komunitas dengan aksi nyata dan advokasi aktif.
Tak hanya itu, kolaborasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan membuka ruang bagi para pemuda untuk berpartisipasi dalam kampanye nasional, webinar, dan kompetisi yang mendorong inovasi serta kesadaran publik.
Booth komunitas yang memenuhi sudut festival menampilkan beragam kegiatan interaktif—mulai dari workshop edukasi hingga simulasi tanggap bencana—membuat acara ini bukan hanya ajang perayaan, tapi juga laboratorium belajar dan berbagi pengalaman bagi generasi muda.
Harapan untuk Masa Depan Indonesia Emas
Ida Ngurah, Direktur Program Plan Indonesia, mengungkapkan bahwa keterlibatan kaum muda dalam proses pengambilan keputusan dan aksi iklim masih belum sepenuhnya dioptimalkan.
Data Plan International tahun 2023 menunjukkan bahwa 98% responden dari tiga negara—termasuk Indonesia—menyatakan keresahan terhadap dampak perubahan iklim terhadap kehidupan sekolah dan masa depan mereka.
Ida Ngurah mengharapkan kaum muda harus lebih banyak dilibatkan dalam pengambilan keputusan iklim. “Indonesia Emas yang kita harapkan ada dalam tangan mereka, yang telah terbukti mampu mengubah kekhawatiran menjadi aksi nyata,” ujarnya.
Ia meyakini anak-anak Kota Depok bisa menjadi model di tempat lain. “Keberhasilan di Kota Depok ini ada 163 pemimpin muda dan itu banyak. Pemimpin muda ini menjadi model bagaimana menjadikan masalah menjadi sesuatu yang berharga,” terangnya.
Dari Depok, suara muda ini bergema dengan penuh harapan: bahwa mereka bukan hanya korban dari krisis iklim, melainkan pemimpin masa depan yang tangguh dan inovatif.
Dengan langkah-langkah kecil yang konsisten dan kolaborasi lintas sektor, mereka membuktikan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari komunitas dan dari hati kaum muda (Marwan Aziz).