BANTEN, BL- Yayasan IARI melepasliarkan 17 individu monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di Pulau Panaitan Taman NAsional Ujung Kulon (TNUK).
Pelepasan monyet ekor panjang itu dilakukan pada 6 Juni 2013 lalu, bekerjasama Pusat Rehabilitasi Satwa International Animal Rescue Indonesia (Yayasan IARI) dan Taman Nasional Ujung Kulon.
Menurut informasi yang diperoleh Beritalingkungan.com dari YIARI, semua monyet ekor panjang tersebut dari 4 kelompok yang sudah menjalani proses rehabilitasi di Yayasan IARI dan melalui pemerikasaan kesehatan secara menyeluruh, perilaku dan mental untuk kembali kehabitatnya. Pada primata jenis ini sebelum dilepasliarkan sudah menjalani kontrasepsi.
Pelepasliaran Monyet ekor panjang berjalan sejak tahun 2009 dan pelepasliaran kali ini adalah sudah mencapai 86 individu yang sudah dilepas, setelah satwa dilepasliarkan tim dilapangan akan memonitor selama 1 bulan kedepan untuk memastikan bahwa satwa yang dilepasliarkan dapat terpenuhi kebutuhan pakan alami dan dapat bertahan hidup di alam.
Manager Program Pusat Rehabilitasi Satwa IAR Ciapus (YIARI), Aris Hidayat mengatakan, status monyet ekor panjang belum dilindungi. Satwa ini berasal dari operasi penertiban dan serahan sukarela dari masyarakat dan translokasi dari lembaga lain.
Dengan memberikan kesempatan kembali kehabitat aslinya setelah lama berada dalam peliharaan manusia secara “animal welfare” jenis ini juga berhak mendapatkan hak untuk tetap hidup dialam liar sesuai dengan tujuan Yayasan IARI didedikasikan untuk penyelamatan dan rehabilitasi satwa yang menderita.
Penyelamatan, rehabilitasi dan pelepasliaran merupakan upaya mendukung program pemerintah dalam konservasi dan mempertahankan jenis dihabitat alaminya.
Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon merupakan salah satu kawasan alami yang memiliki dianggap layak sebagai lokasi pelepasliaran satwa liar, luas kawasan pengelolaan 120.551 hektar terdiri dari 76.214 hektar daratan dan 44.337 hektar perairan dengan keanekaragaman hayati cukup beragam yaitu 35 jenis mamalia, 5 jenis primate, 240 jenis burung, 59 jenis reptil, 22 jenis amphibi, 142 jenis ikan dan 33 jenis terumbu karang.
Monyet ekor panjang adalah satwa yang bersifat omnivore (mamalia pemakan segala, baik tumbuhan maupun hewan). Penentuan lokasi pelepasliaran ini berdasarkan ketersediaan pakan alami, ketersediaan ruang dan keamanan dari predator.
Dari hasil survei Pulau Panaitan memiliki banyak potensi pakan alami bagi monyet ekor panjang dikawasan sekitar lebih dari 15 jenis pakan alami termasuk telur, kepiting, serangga dan kerang.
Menurut staf edukasi YIARI, Ayut Enggeliah E, saat ini monitoring masih terus dilakukan oleh staff monitoring YIARI dan petugas Balai Taman Nasional Ujung Kulon untuk mengetahui daya adaptasi satwa, kondisi terkini dan perilaku satwa tersebut di habitat barunya. “Semoga di rumah barunya monyet-monyet tersebut dapat hidup dengan nyaman,”tandasnya. (Marwan Azis).