JAKARTA, BERITALINGKUNGAN.COM – Direktur Program Kelautan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) Muhammad Ilman mengatakan sektor kelautan Indonesia harus dikelola dengan baik dan berkelanjutan. Pasalnya, Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia dan dikenal memiliki keanekaragaman hayati laut tertinggi di dunia. Data mencatat, Indonesia merupakan rumah bagi lebih dari 600 jenis terumbu karang dan 2.000 ikan karang.
Tak hanya itu, wilayah mangrove dan lamun Indonesia juga yang terluas di dunia. Saat ini terdapat kurang lebih 7 juta penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya dari sektor kelautan.
Selain manfaat ekologi, sektor kelautan menjadi soko guru perekonomian bangsa. Tantangan yang harus dihadapi dan dipecahkan adalah terkait pemanfaatan yang tidak lestari.
YKAN mendorong praktik baik pengelolaan sumber daya laut dan pesisir secara berkelanjutan. “Upaya yang telah dilakukan antara lain melalui pendekatan pengelolaan pesisir terpadu, mendorong praktik perikanan berkelanjutan, pemberdayaan masyarakat pesisir hingga mendorong tata kelola,” terang Ilman saat berbicara pada dialog konservasi bertema “Harta Karun di Laut Nusantara” yang digelar secara daring pada 27 Januari 2022.
Acara ini merupakan bagian dari kampanye YKAN untuk mendukung program perikanan berkelanjutan di Indonesia. “Upaya ini tentu melibatkan banyak mitra, dari pemerintah, akademisi hingga sektor swasta,” ujarnya.
Selanjutnya Ilman menegaskan bahwa fokus YKAN untuk mendukung sumberdaya hayati pesisir dan laut di antaranya adalah melalui program-program pengelolaan ikan tangkap dan budidaya perikanan pesisir.
Dialog Konservasi yang digelar oleh Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) pada 27 Januari 2022. (sumber: YKAN)
Mendorong perikanan berkelanjutan
Dengan luas perairan mencapai 70 persen dari total wilayah, sektor perikanan menjadi salah satu potensi unggulan ekonomi Indonesia. Namun, berdasarkan data kajian dalam 5 tahun terakhir, banyak spesies perikanan laut dalam saat ini berada di bawah titik lestari atau mendekati punah secara fungsional. Faktor utamanya adalah pengambilan ikan yang melebihi batas lestari.
“Salah satu upaya yang dikembangkan oleh YKAN untuk mendorong praktik perikanan berkelanjutan adalah melalui skema kemitraan Fish Improvement Project (FIP) atau program peningkatan perikanan yang mendorong keterlibatan sektor swasta dalam pengelolaan perikanan secara berkelanjutan,” papar Ilman.
Skema program tersebut didukung oleh inovasi ilmiah yang telah dikembangkan oleh YKAN, yaitu Crew-Operated Data Recording System (CODRS) yang dapat menjawab tantangan kekurangan data tentang perikanan laut dalam di Indonesia.
Ilman menambahkan bahwa dengan CODRS, data mengenai praktik penangkapan perikanan di Indonesia dapat dilacak untuk menghindari eksploitasi berlebih.
Saat ini, budi daya udang menjadi komoditas perikanan yang meliputi 15% dari total nilai perdagangan perikanan global. “YKAN bersama masyarakat, pemangku kepentingan dan mitra saat ini sedang mengembangkan suatu skema budi daya udang yang ramah lingkungan yang disebut SECURE Program atau Shrimp Carbon Aquaculture program,” terangnya.
SECURE adalah upaya merestorasi ekosistem mangrove dan meningkatkan produksi tambak tradisional dengan memperkecil area budidaya hingga 20% dan memanfaatkan 80% untuk lahan mangrove.
“Diharapkan program ini dapat memberikan manfaat untuk memulihkan ekosistem mangrove, meningkatkan kualitas udang melalui sertifikasi, mengurangi emisi karbon dan juga meningkatkan pendapatan masyarakat,” katanya.
Dukungan terhadap pelestarian laut juga datang dari kalangan seniman. Mereka membungkus pesannya lewat pendekatan yang estetik. Hal ini coba disuarakan oleh kelompok musik Wolftank yang digawangi oleh Ariyo Wahab, Tyo Nugros, Noey Jeje, dan Kin Aulia.
”Sumber daya laut Indonesia harus dilestarikan dan terus dijaga. Salah satu hal yang bisa kita lakukan adalah dengan tidak membuang sampah ke laut, sehingga laut bisa memberikan manfaat hingga generasi mendatang,” urai Kin Aulia.
Senada dengan itu, Noey personil Wolftank lainnya menambahkan bahwa generasi muda bisa terlibat upaya pelestarian lingkungan dari lingkup yang terkecil, yaitu keluarga, dengan tindakan.
“Dan juga penyadartahuan tentang arti penting lingkungan bagi keberlangsungan kehidupan,” katanya. (Jekson Simanjuntak)