Aksi unjuk rasa petani Kolaka, Kamis (13/3/2014) yang berakhir bentrok. Foto: ABDI/Suarakendari.com |
KOLAKA, BL-Tindakan refresif aparat polisi pamong praja yang membumihanguskan tanaman petani di Kabupaten Kolaka memantik reaksi keras dari dua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Sultra.
Kordinator Eksekutif LSM Komnas Desa (Komdes) -Sultra, Imanche Al Rachman mengecam keras tindakan represif yang dilakukan oleh aparat keamanan atas aksi yang dilakukan Petani Sabilambo dan Lalombaa Kabupaten Kolaka ketika menggelar demonstrasi di depan kantor Pemerintah daerah kabupaten Kolaka.
Menurut Imanche Al Rachman, tindakan ‘preman’ aparat keamanan terhadap petani yang terjadi di Kolaka semakin menambah buruk catatan kelam atas nasib yang menimpa jutaan petani di negeri ini ketika menyampaikan aspirasinya yang jelas jelas diatur dalam Undang undang kebebasan menyampaikan pendapat. “Seharusnya pemerintah kabupaten Kolaka lebih bersikap responsif dan bijaksana dalam menyikapi aksi ekspresif para petani di wilayahnya,”ujarnya.
Ditempat terpisah, Eksekutif Daerah Walhi Sultra juga menyampaikan rasa keprihatinan dan mengutuk tindakan tidak manusiawi dan kekerasan yang dilakukan negara melalui Pemda Kolaka dan Polhut Kolaka.
“Tidak seharusnya rakyat dimarjinalkan hanya untuk mempertahankan hidup mereka. Kenapa hutan lindung yang di rambah coorporation (pertambangan dan perkebunan) Pemda – Polhut Kolaka hanya tutup mata dan aparat keamanan justru menjadi palang pintu. Cara-cara Polhut menebang tanaman cengkeh dan membakar rumah warga adalah tindakan yg gegabah, dan tidak manusiawi,”kecam Kisran Makati seperti dilansir Suarakendari.com (Situs Berita Sindikasi Beritalingkungan.com).
Kedua pentolan LSM ini meminta aparat untuk bisa menggunakan cara-cara yang lebih manusiawi, yakni dengan mengedepankan cara musyawarah dengan petani. (YOS/SK)