Banjir lahar dingin Gunung Semeru yang menyapu pemukiman warga di Lumajang, Jawa Timur.
LUMAJANG, BERITALINGKUNGAN.COM – Tragedi menimpa wilayah sekitar Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, menyusul terjadinya longsor dan banjir lahar dingin pada Kamis malam (18/4). Kejadian ini mengakibatkan tiga orang warga meninggal dunia dan kerusakan infrastruktur yang signifikan.
Menurut Abdul Muhari, Ph.D, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, intensitas hujan yang tinggi di puncak Gunung Semeru memicu lahar dingin yang meluap dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Regoyo, DAS Mujur, dan DAS Glidik. Banjir lahar ini telah mempengaruhi sembilan kecamatan di Kabupaten Lumajang, termasuk Pronojiwo, Candipuro, dan Pasirian.
“Tercatat kerusakan pada empat rumah warga, satu unit sepeda motor, 24 unit DAM irigasi, dan 17 jembatan, di mana delapan di antaranya putus total,” jelas Muhari. “Kondisi ini juga menyebabkan terputusnya akses jalan Nasional Lumajang–Malang via Piket Nol Pronojiwo yang masih ditutup dan sedang dalam penanganan oleh PT. BBPJN Jawa-Bali.”
Lebih lanjut, Muhari memaparkan bahwa insiden ini telah menelan korban jiwa. “Satu warga meninggal dunia karena tertimbun material longsor di Kecamatan Pronojiwo dan dua warga meninggal akibat terbawa arus lahar dingin di Kecamatan Candipuro,” ungkapnya (20/4/2024).
Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau masyarakat yang berada di sekitar Daerah Aliran Sungai untuk meningkatkan kewaspadaan. “Kondisi visual gunung yang berkabut dan hujan di daerah puncak, serta potensi awan panas yang sewaktu-waktu bisa terjadi, memerlukan kesiapsiagaan tinggi dari semua pihak,” terangnya.
Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Lumajang bersama tim gabungan terus melakukan asesmen dan pembersihan material lahar dingin. Mereka juga terus memonitor dampak lanjutan dari kejadian ini, khususnya mengingat prediksi cuaca yang menunjukkan kemungkinan hujan lebat akan terus berlangsung di wilayah Gunung Semeru.
Warga diimbau untuk tetap tenang namun waspada terhadap kemungkinan bencana susulan. Koordinasi intensif antara aparat kecamatan, kelurahan, dan desa setempat sedang dilakukan untuk memastikan keselamatan dan kesiapsiagaan masyarakat di semua area yang terdampak (Marwan Aziz)