Perwakilan The Power of Mama (TPoM) menerima penghargaan Clean Air Championship Award 2023 dari Fahutan IPB dan FIELD di Bogor pada 17 November 2023. Foto: YIARI.
JAKARTA, BERITALINGKUNGAN.COM– Komunitas The Power of Mama (TPoM) dari Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat menerima penghargaan Clean Air Championship Award 2023 tingkat petani untuk Masyarakat Peduli Api (MPA) tingkat perorangan wilayah Kalimantan, pada Jumat 17 November, sebagaimana dinyatakan dalam siaran pers yang diterima Green Press dari Yayasan Inisiasi Alama Rehabilitasi Indonesia (YIARI) pada 22 November.
Penghargaan yang diberikan oleh Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) IPB dan Farmers’ Initiatives for Ecological Livelihood and Democracy (FIELD) Indonesia itu merupakan bentuk apresiasi dalam program udara bersih.
Ketua Tim Seleksi Penerima Awards di tingkat Kabupaten, Provinsi, dan Nasional Prof. Bambang Hero Saharjo mengatakan, tujuan dari penghargaan yang diadakan sejak tahun 2022 adalah untuk mendukung peran berbagai kalangan masyarakat dalam menciptakan udara bersih. “Upaya dan partisipasi masyarakat sangat diperlukan untuk menjaga kualitas udara. Sebab, baik atau buruknya kualitas udara saat ini maupun di masa depan sangat bergantung dengan tindakan seluruh masyarakat dalam menjaga lingkungannya,” kata Hero Saharjo yang juga Direktur Regional Fire Management Research Center (RFMRC) Asia Tenggara, di bawah Fahutan IPB.
Clean Air Championship Award 2023 diterima langsung Maimun, perwakilan TPoM, di International Convention Center IPB, Kota Bogor, Jawa Barat. Baginya, penghargaan itu merupakan amanat untuk menjaga lingkungan di waktu-waktu mendatang. Maimun berharap, melalui penghargaan tersebut, TPoM semakin berkembang dan mengispirasi kaum wanita, ibu-ibu di pedesaan, khususnya dalam upaya dan partisipasi penanganan kebakaran hutan dan lahan.
“Semoga kegiatan komunitas kami ini bisa diterima di masyarakat, kami mengharapkan bantuan dan dorongan dari semua pihak yang ada di Indonesia,” ungkap perempuan 53 tahun, yang berasal dari Desa Suka Maju, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.
Kata Maimun, TPoM didirikan pada 8 Juni 2022, anggotanya adalah perempuan lintas generasi yang tinggal di kawasan desa di sekitar Ketapang, Kalimantan Barat. Komunitas ini bertujuan menjadikan kaum perempuan dan para ibu sebagai penggerak kesadaran masyarakat sekitar untuk peduli lingkungan, terutama dalam kegiatan-kegiatan pelestarian alam.
Saat ini kegiatan TPoM berfokus pada patroli dan monitoring pencegahan kebakaran hutan dan lahan, sebagai antisipasi dampak perubahan iklim. “Kami tidak dibayar dan bukan merupakan suatu instansi, namun sebagai relawan yang bergerak di bidang lingkungan. Kami menjadi bagian dari komunitas ini semata-mata dari hati nurani,” tambahnya.
Dalam pidato yang disampaikan di depan para tamu undangan tersebut, Maimun mengapresiasi dukungan yang diterima TPoM terutama dari YIARI dan The Orangutan Project (TOP). Dukungan yang ia maksud adalah peningkatan kapasitas yang meliputi, pelatihan menggunakan drone untuk memantau kawasan yang rawan kebakaran, SMART (spatial, monitoring and reporting tool) Patrol, public speaking dan pemadaman kebakaran.
YIARI sebagai lembaga yang menginisiasi pembentukan TPoM turut memberikan selamat dan menghargai pencapaian kelompok yang sekarang telah berjumlah 92 ibu-ibu rumah tangga dari 6 desa di Ketapang itu. Karmele Llano Sanchez Direktur Utama YIARI mengatakan TPoM telah memberikan inspirasi bagi komunitas di sekeliling mereka. “Tanggung jawab mereka tidak putus hanya di rumah tangga, tetapi mereka berperan aktif dalam menjaga lingkungan untuk kita semua,” ujarnya. “Kami juga sangat berterima kasih kepada penyelenggara “Clean Air Championship Award 2023” karena telah memberikan pengakuan atas kerja keras TPoM, yang secara sukarela mengamankan lingkungan desa dari kerusakan alam.”tandasnya (Wan)