Ilustrasi lahan basah untuk mengatasi banjir pantai daripada membangun tanggul laut. Foto : Getty/UMass.
AMHERST, BERITALINGKUNGAN.COM – Sebuah penilaian global terbaru dari literatur ilmiah yang dipimpin oleh peneliti dari University of Massachusetts Amherst (UMass) di Amerika Serikat menemukan bahwa solusi berbasis alam (Nature-based Solutions/NbS) merupakan metode yang efektif secara ekonomi untuk mengurangi risiko dari berbagai bencana—mulai dari banjir dan badai hingga gelombang panas dan longsor—yang diperkirakan akan semakin intensif seiring dengan pemanasan Bumi.
NbS adalah intervensi di mana suatu ekosistem dipertahankan, dikelola secara berkelanjutan, atau dipulihkan untuk memberikan manfaat bagi masyarakat dan alam.
Contohnya, NbS dapat mengurangi risiko bencana alam atau memfasilitasi mitigasi dan adaptasi iklim. NbS telah muncul sebagai alternatif atau kombinasi dengan solusi berbasis rekayasa. Contoh klasik adalah pemulihan lahan basah untuk mengatasi banjir pantai daripada membangun tanggul laut.
“Solusi berbasis alam kini diakui oleh kebijakan nasional utama dan perjanjian kerangka kerja global internasional untuk memerangi perubahan iklim, termasuk yang dirumuskan oleh PBB dan Gedung Putih. Namun, pengetahuan ilmiah tentang efektivitas biaya dan hasil kesetaraan NbS masih terbatas,” kata Marta Vicarelli, asisten profesor ekonomi dan kebijakan publik di UMass Amherst serta penulis utama studi ini seperti dikutip Beritalingkungan.com dari laman UMass.edu (18/07/2024).
“Hasil kami menunjukkan bahwa NbS tidak hanya efektif secara ekonomi dalam mengurangi bahaya, tetapi manfaatnya juga masih diremehkan.”ujarnya.
Ia mengungkapkan studi ini menemukan bahwa NbS terbukti sebagai pendekatan yang secara konsisten efektif biaya dalam mengurangi bahaya dalam 71% dari lebih dari 20.000 studi yang ditinjau.
Sebanyak 24% studi lainnya menemukan NbS efektif biaya dalam kondisi tertentu. Intervensi berbasis ekosistem yang paling sering ditemukan efektif dalam mengurangi bahaya terkait dengan mangrove (80%), hutan (77%), dan ekosistem pesisir (73%).
Dari studi yang membandingkan NbS dengan solusi berbasis rekayasa, 65% menemukan bahwa NbS selalu lebih efektif dalam mengurangi bahaya dan 24% sebagian lebih efektif. Tidak ada studi yang menemukan NbS secara konsisten kurang efektif dibandingkan solusi rekayasa.
Meskipun setiap studi yang ditinjau memeriksa manfaat pengurangan bahaya dari NbS, banyak yang tidak mempertimbangkan manfaat lingkungan dan sosial ekonomi tambahan, seperti mempertahankan keanekaragaman hayati, mitigasi iklim, dan mendukung komunitas yang kurang terlayani.
“Manfaat lain dari NbS sangat diremehkan karena sulit untuk diukur,” jelas Vicarelli.
“Bagaimana kita harus menilai peningkatan kualitas udara atau kualitas tanah? Bagaimana kita harus menilai perlindungan spesies yang terancam punah atau peningkatan keanekaragaman hayati setelah penerapan NbS? Dan bagaimana dengan menilai nilai budaya atau bahkan spiritual dari aset lingkungan? Penilaian ini memerlukan teknik penilaian yang kompleks dan berpotensi mahal. Untuk alasan ini, manfaat tambahan dari NbS sering kali kurang dipelajari dan diremehkan.”tuturnya.
Temuan kunci lainnya adalah bahwa NbS sebagian besar didanai oleh sektor publik, bahkan ketika intervensi melibatkan properti pribadi. “Agar solusi ini memiliki dampak global yang nyata, diperlukan pendanaan tambahan, dan sebagian besar harus berasal dari sektor swasta,”kata Vicarelli.
“Penskalaan transformasi Solusi Berbasis Alam memerlukan pendanaan dari sektor publik dan swasta,” imbuhnya.
Langkah selanjutnya kata Vicarelli adalah mengembangkan solusi asuransi dan investasi berbasis alam yang inovatif.
Penelitian ini didukung oleh pendanaan dari UMass Amherst dan Horizon Europe – Program Kerangka Kerja untuk Penelitian dan Inovasi Uni Eropa (Marwan Aziz)