Upaya Endah Lasmadiwati dalam melestarikan tanaman berkasiat obat (herbal) nusantara patut dicontoh. Bagi sebagai orang tananam itu mungkin dianggap sebagai tanaman gulma atau tanaman penganggu. Namun bagi Endah berbagai jenis tanaman yang kerap dijumpai di hutan tropis itu dijadikan obat untuk mengobati berbagai penyakit.
Seperti biasa, udara Bogor sore hari diselimuti mendung, pertanda hujan sebentar lagi akan turun, namun Ibu Endah Lasmadiwati bersama beberapa stafnya masih sibuk menata beberapa jenis tanaman berkhasiat obat di sebuah taman yang diberi nama Taman Sringanis. Sementara sebagaian stafnya lagi terlihat melayani pembeli obat herbal yang telah dikemas dalam bentuk Simplisia di Koperasi Herbal yang juga terletak di dalam Taman Sringanis.
Taman Sringanis dengan luas tanahnya 1000 m2 yang berlokasi di Cipaku Bogor Selatan, menghadap Gunung Salak, untuk mencapai lokasi tersebut, dari arah Jakarta bisa menggunakan mobil bus di depan kampus Universitas Kristen Indonesia (UKI) menuju terminal Baranang Siang Bogor, selanjutnya naik mobil angkot 06 dan turun di Bogor Trade Mall (BTM), menyeberang lalu naik angkot 05 jurusan Ramayana Rancamaya yang melewati BBR dan turun di Taman Sringanis.
Hingga kini Taman Sriganis telah berhasil mengumpulkan 240 tanaman berkhasiat obat diantaranya Adas (Foeniculum vulgare Mill L), Alamda (Allamda cathartica L), Alpokat (Persea gratissima Gaerth, Persea americana Mill), Anggrek Merpati (Dendrobium crumenatum Swartz), Buah Makasar (Brucea javanica (L) Merr, Brucea gracilis DC), Bidara Upas (Merremia mammosa Lour Hall F), Batrawali (Tinospora tuberculata Beumee Tinospora cripsa L.Miers), Daun Dewa (Gynura pseudo-china (L) DC), Antanan Kembang (Viola adorata L), arairut (Marantha arundinacea L) dan ratusan tanaman herbal lainnya yang sangat berguna untuk mengobati berbagai jenis penyakit.
Keseluruhan tanaman itu diperoleh Ibu Endah Lasmadiwati Jayadi berkat hobbinya melakukan penjelajahan di berbagai hutan di Indonesia, ia berupaya melestarikan berbagai tanaman berkhasiat obat tersebut agar tidak mengalami kepunahan. Ia juga berupa mendokumentasikan tanaman herbal tersebut, Endah Lasmadiwati telah menerbitkan beberapa buku diantaranya buku berjudul “Taman Sringanis, Panduan Percontohan Tanaman Obat,” dan “Album Foto Tanaman Obat Sringanis”.
Taman Sringanis tersebut memiliki fungsi ganda baik sebagai areal konservasi tanaman obat, juga dipakai sebagai balai pengobatan alternatif yang mengedepankan konsep back to natural (kembali ke alam) dan pusat pelatihan tanaman obat.
Tanaman ditata untuk kelestarian lingkungan yang sedap dipandang mata berpadu dengan bangunan mungil yang kerap digunakan untuk berdikusi, pelatihan, penghinapan dan pelayanan kesehatan.
Pengelola Taman Sringanis memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mengenal sosok dan mengetahui manfaat tanaman obat yang merupakan warisan budaya bangsa yang hampir punah.”Kami berharap masyarakat dapat tergugah untuk mengupayakan peningkatan kesehatannya secara alami dan mandiri, sehingga berdampak pula kepada kesehatan lingkungan dan pelestarian tanaman berkhasiat obat di Indonesia,”kata Endah Lasmadiwati Jayadi pemilik sekaligus pengelola Taman Sringanis saat ditemui beberapa waktu lalu.
Pengelola Taman Sringanis juga menyediakan bibit tanaman untuk dibeli dengan harapan masyarakat dapat menanam dilingkungannya untuk berbagai tujuan dan berdampak pada pelesatarian tanaman berkhasiat obat.
Taman Sringanis selain melakukan kegiatan konservasi tanaman berkhasiat obat, pengelola taman Sriganis juga menyediakan ramuan jamu yang informatif.”Ini sengaja kita sediakan agar masyarakat dapat mengaktualisasikan potensi diri dan menyebarlauaskan kepada lingkungan,”tuturnya.
Selain itu, pengelola Taman Sringanis juga menyelenggarakan beberapa pelatihan pengobatan antara lain pelatihan pijat akupuntur (akupresur), sebuah cara pengobatan dengan memberikan rangsangan pada titik tertentu di tubuh, untuk melancarkan peredaran energi kehidupan. Pelatihan pemanfaatan tanaman berkhasiat obat, pelatihan ini bertujuan agar masyarakat mampu mengatasi problem kesehatannya dengan bahan alami yang dapat diupayakan sendiri, dengan konsep makanan dan minuman adalah obat dan obat adalah makanan dan minuman.”Jadi disini kita menerima orang atau mahasiswa yang mau magang belajar tanaman obat,”terang Hendrio, karyawan Taman Sringanis.
Guna memudahkan penerimaan materi, mereka merancang penyajian materi menu sehat diberikan dalam berbagai bentuk seperti minuman, kue-kue, sop, puding dan rebusan ramuan,”Konsep keseimbangan menjadi tuntutan pokok di dalam menggunakan tanaman obat, buah, sayuran yang diolah menjadi jus, sop, pudding dan jamu,”kata Endah.
Pelatihan lainnya adalah olah napas dan meditasi prana, pelatihan ini menurut Endah bertujuan memanfaaatkan bio energi alam (aura) semaksimal mungkin untuk kesehatan phisik, mental dan spritual agar tubuh berada dalam tatanan alami.
Taman Sringanis juga menyediakan konsultasi pendekatan holistik terhadap manusia dan kesehatannya termasuk kasus HIV/AIDS serta pengobatan akupuntur, akupresur, herbal dan prana. Anda tertarik mengeluti tanaman obat silakan mampir ke Taman Sringanis. (Marwan Azis).