Ilustrasi pelatihan membatik bagi korban gempa Lombok. |
LOMBOK, BERITALINGKUNGAN.COM- Pasca gempa menghantam Lombok, masyarakat korban gempa tak hanya perlu dibantu dalam bentuk pembangunan fisik berupa fasilitas umum, tapi juga perlu pelatihan kesiapsiagaan terhadap bencana.
“Pengetahuan mitigasi masyarakat masih minim sehingga masyarakat memerlukan pelatihan kesiapsiagaan terhadap bencana khususnya bencana gempa bumi” kata Kepala Desa Sembalun Bumbung Sunardi di Sembalun, Lombok Timur, Minggu (18/11/2018).
Menurut Sunardi, bencana gempa bumi yang menguncam Lombok beberapa waktu lalu telah meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya membekali diri pengetahuan kesiapsiagan terhadap bencana.
Sementara secara terpisah, Direktur Perkumpulan Skala, Trinimalaningrum mengatakan, dalam menjalankan program Lombok Bangkit, tim Perkumpulan Skala dan CSR Sampoerna Untuk Indonesia, tak hanya membangun berbagai fasilitas umum dan fasilitas sosial di Lombok seperti memfasilitasi pengadaan tenda-tenda tempat para pengungsi, pembangunan toilet sebagai MCK bagi pengungsi, pengadan air bersih, juga ada kegiatan trauma hiling bagi pengungsi termasuk mengadakan pelatihan tentang kebencanaan.
“Semua kegiatan melibatkan masyarakat setempat sebagai bagian dari kegiatan pemberdayaan masyarakat pasca gempa, semoga dengan program kami lakukan ini bisa mempercepat pembangunan kembali Lombok pasca gempa dan bisa meringankan beban saudara-saudari kita yang menjadi korban gempa,”jelasnya
“Tapi lebih penting lagi adalah membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya kesiapsiagan terhadap bencana, mengingat Lombok merupakan salah satu daerah yang dilewati garis lempeng yang sewaktu-waktu bisa kembali menguncang Lombok, sehingga ada peningkatan kapasitas masyarakat dalam bidang kebencanaan,” tambahnya.
Seraya menambahkan pelatihan kesiapsiagan bencana sengaja dilakukan di empat desa yaitu Desa Sandik di Lombok Barat, Desa Selengan di Lombok Utara, Desa Obel-Obel dan Desa Sembalun Bumbung di Lombok Timur.
”Kita harapkan nanti dari pelatihan itu akan lahir relawan-relawan yang bisa memahami potensi bencana di setiap wilayah mereka dan memiliki keterampilan kesiapsiagan bencana, sehingga mereka bisa menyebarkan luaskan pengetahuan kebencanaan ke masyarakat setempat, ”tandasnya (Santi/Wan)
–>