LUWU, BERITALINGKUNGAN.COM– Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Suharyanto S.Sos., M.M tekankan upaya penanganan darurat serta rehabilitasi dan rekonstruksi berjalan pararel. Hal ini dilakukan untuk percepatan pemulihan kehidupan masyarakat terdampak.
“Upayakan berjalan pararel, agar penderitaan masyarakat tidak terlalu lama dan segera mendapatkan tempat baru yang aman,” tegas Suharyanto pada pertemuan dengan Pemerintah Kabupaten Luwu di Posko Utama Tanggap Darurat Bencana Alam Sulawesi Selatan, Kecamatan Belopa, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, (7/5).
Suharyanto menyatakan bahwa untuk memaksimalkan distribusi logistik di lokasi terisolir pada masa perbaikan jembatan, akan dikerahkan 1 helikopter dari TNI angkatan darat.
“Sebelumnya telah beroperasi helikopter dari TNI Angkatan Udara dan Polda Sulawesi Selatan, BNPB juga mengerahkan 1 helikopter dan 1 pesawat caravan, selanjutnya 1 helikopter dari TNI Angkatan Darat akan turut membantu proses distribusi logistik maupun evakuasi,” ujar Suharyanto.
Adapun Suharyanto mengingatkan kembali kepada Pemerintah Kabupaten Luwu melakukan pendataan dan evaluasi secara berkala untuk memastikan pemenuhan kebutuhan dasar berjalan dengan efisien serta proses rehabilitasi dan rekonstruksi dapat segera dilakukan.
“Evaluasi terus setiap hari, pastikan kebutuhan masyarakat yang setiap harinya dinamis dapat terus terpenuhi,” tuturnya.
“Cek lahan yang tentunya aman dan lakukan dialog dengan masyarakat, opsi-opsi lokasi tersebut segera disampaikan agar selanjutnya BNPB bersama Kementerian PUPR dapat memproses pembangunan rumah bagi warga yang harus direlokasi,” tambahnya.
Kemudian Suharyanto menegaskan bahwa pendataan aset rumah warga serta aset kabupaten dilakukan sehingga proses aktivitas pascabencana dapat dilakukan sesuai hasil asesmen.
“Data dengan baik, khususnya aset rumah serta aset kabupaten seperti fasilitas pendidikan, ibadah, kesehatan yang terdampak agar segera kita tangani dalam waktu dekat,” pungkasnya (Marwan Aziz)