JAKARTA, BERITALINGKUNGAN.COM- Kementerian Pariwisata (Kemenpar) sampai saat ini terus memantau dan mendukung penuh penanganan dampak banjir bandang di Sentani, Papua dan gempa tektonik di Lombok Timur, NTB.
Sesaat setelah kejadian dua bencana yang menelan korban meninggal itu, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menginstruksikan bagian Managemen Krisis Kepariwisataan (MKK) Kemenpar untuk terus memantau kejadian bencana di Tanah Air dan jika skala kedua bencana berdampak berat terhadap ekosistem pariwisata maka Tourism Crisis Center akan segera diaktifkan.
Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Guntur Sakti mengatakan pihaknya sedang terus memberikan perhatian penuh dan memantau secara berkala dampak dari dua bencana yang menelan korban tewas tersebut.
“Bencana banjir Bandang di Sentani dan Gempa di Lombok Utara kemarin saat ini sedang menjadi atensi penuh TCC kemenpar dan Menpar minta disiapkan laporan berkala,” kata Guntur sakti yang juga Ketua Tim Tourism Crisis Center Kemenpar dalam keterangan persnya.
Khusus untuk bencana gempa tektonik Lombok pada Minggu 17 Maret 2019, ia mengatakan, pihaknya telah dan sedang memberikan layanan informasi kepada semua pihak khususnya media dan kedutaan besar Malaysia terkait dengan penanganan korban meninggal yakni dua wisman asal Malaysia dan juga seorang warga lokal asli Lombok.
Guntur mengapresiasi kerja keras dan cepat tanggapnya Pemerintah Provinsi NTB khususnya Gubernur NTB dan jajarannya yang bergerak cepat hingga turun ke lokasi kejadian longsor akibat gempa di Air Terjun Tiu Kelep Kabupaten Lombok Utara untuk memantau dan membantu proses evakuasi korban sampai ke layanan rumah sakit.
Infrastruktur Pariwisata Aman
Kemenpar juga memantau sampai saat ini aksesibilitas, amenitas, atraksi pariwisata di Lombok baik di Lombok Utara maupun Lombok Timur yang berada di dekat pusat episentrum gempa secara umum tidak terdampak nyata.
Hanya di Lombok Utara, Guntur Sakti mengatakan daerah tujuan wisata di kabupaten tersebut termasuk Air terjun Desa Senaru Bayan yang terdampak dan longsor yakni Air terjun Tiu Kelep dan Sendang Gile. Namun untuk aksesibilitas udara yakni Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid Lombok tidak terdampak dan masih beroperasi normal.
“Aksesibilitas laut juga berjalan normal melalui Dermaga Pelabuhan Kayangan, Dermaga Gili Mas, dan Dermaga Labuhan Haji,” katanya.
Sementara aksesibilitas darat terutama di wilayah Lombok Utara sedikit terganggu akibat longsor di wilayah itu karena muncul retakan pada jalan setapak menuju destinasi air terjun Tiu Kelep dan Sendang Gile. Tetapi Guntur memastikan bahwa untuk akomodasi dan penginapan di wilayah itu sama sekali tidak terdampak.
Sementara di daerah tujuan wisata di Kabupaten Lombok Timur yakni Montong Gading, Sambeli, Sambamun, Aikmel, dan beberapa wilayahnya juga terdampak dan saat ini masih dalam proses pendataan.
Namun aksesibilitas di wilayah itu tidak terdampak dan masih berjalan dengan normal karena tidak terjadi longsor. Hal yang sama juga untuk akomodasi dan penginapan yang tidak terdampak bencana gempa sehingga masih beroperasi secara normal sebagaimana hari-hari biasa.
Guntur Sakti mengimbau masyarakat dan wisatawan untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak bertanggung jawab yang mengundang keresahan.
“Kami segenap jajaran Kemenpar menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga korban meninggal atas bencana yang terjadi,” katanya.(Wan)