JAKARTA, BERITALINGKUNGAN.COM – Yayasan KEHATI bersama PT Asahimas Chemical mewujudkan program Mangrove Blue Carbon. Program itu akan berlangsung untuk lima tahun kedepan, sebagai bentuk dukungan terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca (carbon pollution) dan mitigasi bencana di Provinsi Banten.
Program ini sekaligus berkontribusi dalam target nasional penambahan hutan mangrove sebagai langkah mitigasi perubahan iklim.
Pada kesempatan itu, Vice President Director PT ASC Eddy Sutanto mengatakan, perusahaannya menjadi model dalam mendukung pembangunan rendah karbon di Indonesia. Caranya dengan melakukan rehabilitasi lahan mangrove di pesisir Banten, terutama yang terdampak oleh bencana tsunami pada tahun 2018 silam.
“Permasalahan lingkungan dan perubahan iklim merupakan permasalahan global yang harus diselesaikan secara bahu-membahu oleh semua pihak. PT ASC ingin menjadi solusi bagi permasalahan lingkungan,” katanya.
Salah satu pendekatan dari program rehabilitasi ekosistem mangrove adalah dengan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya melestarikan ekosistem mangrove. Khusus di Provinsi Banten, Dinas LHK setempat menyebut kerusakan mangrove disebabkan oleh ulah manusia.
Oleh karena itu, penanaman mangrove harus diikuti dengan upaya meningkatkan kesadaran dan keterlibatan masyarakat. Ini penting, karena tanpa keterlibatan masyarakat sekitar, program penanaman mangrove akan menjadi sia-sia.
Sementara itu, program Mangrove Blue Carbon merupakan program konservasi dan rehabilitasi keanekaragaman hayati yang dirancang untuk mendukung program pemerintah, khususnya program prioritas nasional (PPN) RPJMN 2020-2024 melalui pembangunan rendah karbon (PRK).
Penanaman kembali mangrove diharapkan akan merehabilitasi ekosistem seluas 14 hektar sehingga bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat, seperti kelompok perempuan, nelayan, dan pemuda.
Selain itu, penanaman mangrove akan memberikan nilai ekonomis dalam bentuk produk turunan seperti tempat berkembang biak ikan dan biota laut lainnya, termasuk pemanfaatan area konservasi menjadi daerah tujuan ekowisata. (Jekson Simanjuntak)