Presiden SBY menyampaikan pandangannya pada pleno ketiga KTT Rio+20 di Riocentro, Rio de Janeiro, Brasil, Kamis (21/6) siang waktu setempat atau malam di Indonesia. foto: abror/presidensby.info. |
RIO, BL-Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) beserta rombongan menghadiri Konferensi PBB untuk Pembangunan Berkelanjutan (United Nations on Sustainable Development) atau Konferensi Rio+20 yang dimulai pada Rabu (20/6) di Rio de Janeiro, Brazil.
Pada hari pertama tersebut, Presiden menghadiri acara Side Event Resmi Indonesia yang diselenggarakan oleh UKP4 berjudul “Moving Toward Sustainability : Together We Must Create The Future We Want”.
Selain pidato dari Presiden Yudhoyono, beberapa tokoh dunia juga menyampaikan pidatonya seperti Sekjen PBB Ban Ki-Moon, Perdana Menteri Norwegia Jens Stoltenberg, Pakar Perubahan Iklim Dunia Nicholas Stern, dan Direktur Eksekutif UNEP Achim Steiner seperti dilansir Situs resmi sekretariat kabinet.
Dalam pidato di acara tersebut, Presiden RI menyatakan pembangunan berkelanjutan yang memperhatikan aspek lingkungan dan keberlanjutan hidup bagi generasi mendatang merupakan suatu keharusan bagi semua negara termasuk juga Indonesia. “Kita berkumpul di sini untuk membahas bagaimana kita dapat menjamin masa depan yang tepat untuk kita semua: masa depan dengan “keberlanjutan”. Bahwa masa depan dari “keberlanjutan” tidak hanya diperlukan, tetapi mutlak harus, dan juga mungkin (untuk dilakukan),” kata Kepala Negara.
Presiden menegaskan pembangunan berkelanjutan mendesak untuk dilakukan karena adanya permasalahan pembangunan seperti pertumbuhan penduduk dan sumber daya yang terbatas. “Hari ini, keberlanjutan telah menjadi jauh lebih mendesak dalam agenda kami. Pertumbuhan penduduk, peningkatan pesat dari seluruh dunia kelas menengah, penyebaran kota-kota mega, kebutuhan pembangunan ambisius – semua ini menambahkan tekanan untuk sumber daya yang terbatas. Lebih banyak orang ingin lebih di dunia di mana kurang tersedia. Jika kita tidak berhasil dalam memastikan masa depan yang berkelanjutan, kita pasti akan hidup di dunia dari kekacauan dan keputusasaan,” katanya.
Masa depan tidak terjadi secara kebetulan, kata Presiden, tetapi direncanakan. “Keputusan yang dibuat hari ini akan membuat dunia 20 tahun dari sekarang, seperti keputusan yang dibuat di Rio dua dekade lalu membuat dunia kita hari ini. Pada tahun 1992, komunitas bangsa-bangsa mencapai prestasi monumental pada Konferensi PBB tentang Lingkungan dan Pembangunan,” katanya.
Presiden mencatat perekonomian dunia tumbuh dari 34 triliun dolar AS menjadi 64 triliun dolar AS, dan tingkat perdagangan dunia naik tiga kali lipat menjadi 28 triliun dolar AS. Seiring dengan prestasi ekonomi, banyak negara juga mulai sadar untuk memperhatikan aspek lingkungan dalam pembangunan dengan mengadopsi strategi pertumbuhan hijau.
Meskipun begitu, Kepala Negara melihat pembangunan ekonomi dunia saat ini belum mencapai “kuat, seimbang, berkelanjutan”. Juga adanya kasus kasus yang mengkhawatirkan di seluruh dunia dimana sumber daya kompetisi berubah menjadi konflik. Sementara bumi mengalami perubahan iklim dalam 2 dekade terakhir.
“Meskipun semua ini, saya tetap optimis bahwa kita dapat menjamin masa depan keberlanjutan. Saya yakin dengan kuncinya adalah teknologi dan inovasi. Di Indonesia, kami telah aktif mengejar kebijakan “growth with equity”. Kami telah memiliki beberapa keberhasilan. Tapi kita juga sadar bahwa tantangan utama adalah bagaimana menggabungkan “pertumbuhan berkelanjutan” dengan “ekuitas”,” jelas Presiden.
Presiden Yudhoyono melihat pelaksanaan pembangunan berkelanjutan perlu kerjasama yang lebih besar dari seluruh negara, bukan dengan konfrontasi. “Ke depan, kita perlu visi yang kuat untuk memobilisasi masyarakat dunia dan membawa kita ke depan. Ini adalah saat yang kritis karena kita menuju akhir dari time frame MDGs pada 2015, dan Protokol Kyoto berakhir tahun ini juga. Sangat penting bahwa kita mempertahankan kelangsungan visi global kami untuk memastikan masa depan yang berkelanjutan kami,” tegas Presiden.
Sebelum acara side event resmi Indonesia tersebut, Presiden Yudhoyono mengikuti acara pembukaan Konferensi PBB untuk pembangunan berkelanjutan 2012 atau Konferensi Rio+20. Konferensi dibuka dengan pidato oleh Presiden Konferensi Rio+20 yang juga Presiden Brazil Dilma Rousseff dan Sekjen PBB Ban Ki-Moon.
Presiden menghadiri Konferensi Rio+20 didampingi oleh Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menko Kesra Agung Laksono, Menlu Marty Natalegawa, Seskab Dipo Alam, Menkeu Agus Martowardoyo, MenLH Balthasar Kambuaya, Menhut Zulkifli Hasan, Ketua UKP4 Kuntoro Mangkusubroto. (FJ/YS/ES)