Ilustrasi gunung meletus. Foto : Ist.
ACEH, BERITALINGKUNGAN.COM – Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) menyerukan pentingnya pelibatan kelompok rentan seperti perempuan, anak-anak, penyandang disabilitas, dan lansia dalam upaya pengurangan risiko bencana (PRB).
Hal ini disampaikan dalam peringatan Bulan PRB di Aceh, 10 Oktober 2024. Menurut Plan Indonesia, inklusivitas adalah kunci dalam membangun ketangguhan masyarakat dan respons bencana yang efektif.
Ida Ngurah, Manajer Program Ketangguhan dan Kemanusiaan Plan Indonesia, menegaskan bahwa dalam program PRB yang inklusif, kelompok rentan tidak hanya menjadi penerima bantuan, tetapi juga aktor utama dalam pengurangan risiko.
Contohnya, dalam program Pengelolaan Data Inklusif di Klaten, Jawa Tengah, kelompok rentan turut serta mengumpulkan dan menganalisis data yang mengidentifikasi kebutuhan spesifik mereka dalam situasi bencana.
Penelitian dari Bank Dunia (2017) menunjukkan bahwa kebijakan PRB yang mengakomodasi kelompok rentan mampu mengurangi kerugian ekonomi akibat bencana hingga 20%.
Selain itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat bahwa program PRB yang inklusif dapat mengurangi kerugian hingga 15-20% di wilayah rawan bencana seperti Aceh dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Upaya pengurangan risiko bencana inklusif ini telah dilakukan oleh Plan Indonesia sejak tanggap darurat Tsunami Aceh 2004, termasuk pembangunan kembali sekolah tahan gempa dan ruang belajar ramah anak. Selain itu, mereka juga mendukung pemulihan emosional anak-anak korban tsunami, termasuk anak-anak berkebutuhan khusus.
Kaum Muda sebagai Penggerak PRB Inklusif
Plan Indonesia juga menekankan pentingnya peran kaum muda dalam PRB. Rifqa, perempuan muda Tuli asal Semarang, melalui inisiatif #TuliTanggapBencana, memberikan edukasi terkait perubahan iklim dan ketangguhan bencana kepada komunitas Tuli di Semarang dan Yogyakarta.
Rifqa adalah salah satu peserta Pemimpin Muda untuk Iklim, program Plan Indonesia yang didukung oleh Teens Go Green Indonesia, untuk memperkuat kapasitas kaum muda menghadapi krisis iklim.
Selain itu, melalui program Urban Nexus, Plan Indonesia meningkatkan kapasitas kaum muda disabilitas terkait kesetaraan gender, inklusi sosial, dan manajemen bencana. Di Bali, program Provinsi Model Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) melibatkan kelompok rentan dalam PRB di sekolah, termasuk Sekolah Luar Biasa (SLB).
Kepala Pelaksana BPBD Bali, Made Rentin, menyatakan bahwa hingga tahun 2026, seluruh sektor pendidikan di Bali akan diwujudkan sebagai Satuan Pendidikan Aman Bencana.
Pentingnya Pelokalan Gender dan Inklusi Sosial
Plan Indonesia juga aktif dalam membahas pelokalan gender dan inklusi sosial dalam respons kemanusiaan di Indonesia. Pada peringatan Bulan PRB ini, Plan Indonesia meluncurkan panduan pengelolaan data inklusi untuk kawasan erupsi Gunung Merapi di Klaten, Jawa Tengah, serta platform daring GenTa (Generasi Muda Tangguh Bencana) yang bertujuan meningkatkan kesadaran kaum muda terkait pendidikan di situasi darurat seperti bencana.
Dengan pendekatan inklusif, Plan Indonesia berupaya memastikan setiap lapisan masyarakat memiliki akses yang sama terhadap informasi, layanan, dan kesempatan untuk terlibat aktif dalam pengurangan risiko bencana (Marwan Aziz)