“Semakin green semakin tinggi keuntungannya, perkembangan harga sahamnya juga semakin bagus,” kata Mubariq usai diskusi peluang dan tantangan menuju green economy dengan indeks Sri Kehati di Jakarta, Rabu kemarin seperti dilansir Antara.
Dia mengatakan, secara konkret keuntungan tersebut bisa langsung dirasakan misalnya dengan membenahi internal perusahaan untuk berhemat energi misalnya dengan hemat dalam penggunaan listrik, menggunakan lampu hemat energi, mematikan komputer saat tidak digunakan. Hal-hal kecil tersebut yang seakan tidak ada artinya suatu waktu akan sangat bermanfaat secara finansial, kata Mubariq.
Pembenahan internal perusahaan juga dilakukan dengan betul-betul memperhatikan dampak tindakannya terhadap lingkungan misalnya pada industri pengolah kayu, berapa persen kayu yang diolah itu betul-betul termanfaatkan menjadi produk.
Keuntungan secara finansial dapat langsung dilihat melalui indeks Sri Kehati yang menunjukkan dalam dua tahun perjalanannya sejak 2009 terbukti bahwa 25 perusahaan yang tercatat dalam indeks tersebut tingkat kenaikan harga sahamnya per tahun itu sejauh ini lebih dari 25 persen.”Ini membuktikan bahwa betul semakin bersih secara lingkungan semakin beruntung perusahaan dan di pasar modal sahamnya juga semakin tinggi dan ada keuntungan lainnya secara performance,” tambahnya.
Keuntungan tersebut yaitu keberlanjutan perusahaan, dengan indeks Sri Kehati terlihat bahwa perusahaan akan berumur panjang dan bertumbuh terus. Selain itu, dari segi tanggung jawab sosial, karena indeks Sri Kehati itu juga mencakup faktor-faktor sosial jadi terlihat perusahaan ini secara sosial juga bertanggung jawab.
Menurutnya, dari segi kepedulian terhadap lingkungan baru sekitar 30 persen perusahaan yang memiliki kepedulian dan baru sebagian kecil perusahaan yang mempraktikkannya. “Dugaan saya kurang dari satu persen perusahaan yang mempraktikkan kepedulian lingkungan dalam setiap kegiatannya,” tambah Mubariq. (Ant).