Pandangan miring perspektif simulasi ini menunjukkan Olympus Mons, gunung berapi tertinggi tidak hanya di Mars tetapi di seluruh tata surya. Gunung berapi ini berukuran lebar sekitar 600 km. Foto : ESA/DLR/FU Berlin (A.Valantinas)
JAKARTA, BERITALINGKUNGAN.COM — Tim peneliti internasional telah mendeteksi patch embun beku air di puncak gunung berapi Tharsis di Mars, yang tidak hanya merupakan gunung berapi tertinggi di Planet Merah, tetapi juga di seluruh tata surya. Penemuan ini menantang asumsi sebelumnya tentang iklim Mars dan membantu menjelaskan bagaimana pergerakan air di planet tersebut.
Penemuan ini adalah pertama kalinya embun beku ditemukan di dekat ekuator Mars, menantang persepsi yang ada tentang dinamika iklim planet tersebut, menurut studi baru tim tersebut di Nature Geoscience.
“Kami berpikir bahwa pembentukan embun beku di sekitar ekuator Mars tidak mungkin terjadi, karena campuran sinar matahari dan atmosfer tipis menjaga suhu di siang hari tetap relatif tinggi di permukaan dan puncak gunung — tidak seperti di Bumi, di mana Anda mungkin mengharapkan melihat puncak yang berembun,” kata Adomas Valantinas, seorang peneliti pascadoktoral di Brown University yang memimpin penelitian ini saat menjadi mahasiswa Ph.D. di University of Bern seperti dikutip Beritalingkungan.com dari laman brown.edu (11/06/2024).
“Apa yang kami lihat mungkin adalah sisa siklus iklim kuno di Mars modern, di mana dulunya ada presipitasi dan mungkin bahkan salju di gunung berapi ini.”ujarnya
Menurut studi tersebut, embun beku ini hanya ada selama beberapa jam setelah matahari terbit sebelum menguap oleh sinar matahari. Embun beku ini juga sangat tipis — kemungkinan hanya setebal satu per seratus milimeter atau sekitar lebar rambut manusia. Meski begitu, embun ini cukup luas.
Para peneliti menghitung bahwa embun beku ini mencapai setidaknya 150.000 ton air yang beralih antara permukaan dan atmosfer setiap hari selama musim dingin. Itu setara dengan sekitar 60 kolam renang ukuran Olimpiade.
Tharsis, wilayah Mars tempat embun beku ditemukan, memiliki banyak gunung berapi yang menjulang di atas dataran sekitarnya dengan ketinggian mulai dari satu hingga dua kali lipat dari Gunung Everest di Bumi. Olympus Mons, misalnya, memiliki lebar seperti Prancis.
Embun beku ini terletak di kaldera gunung berapi, yaitu cekungan besar di puncaknya yang terbentuk selama letusan masa lalu. Para peneliti mengusulkan bahwa sirkulasi udara di atas gunung-gunung ini menciptakan mikroklimat unik yang memungkinkan terbentuknya lapisan tipis embun beku.
Para peneliti percaya bahwa pemodelan bagaimana embun beku ini terbentuk dapat memungkinkan ilmuwan mengungkap lebih banyak rahasia Mars, termasuk memahami di mana air berada dan bagaimana air bergerak, serta memahami dinamika atmosfer kompleks planet ini yang penting untuk eksplorasi masa depan dan pencarian tanda-tanda kehidupan.
Para peneliti mendeteksi embun beku menggunakan gambar berwarna resolusi tinggi dari Colour and Stereo Surface Imaging System (CaSSIS) di atas pesawat Trace Gas Orbiter milik European Space Agency. Temuan ini kemudian divalidasi menggunakan pengamatan independen dari High Resolution Stereo Camera di atas pesawat Mars Express milik ESA dan oleh spektrometer Nadir and Occultation for Mars Discovery di atas Trace Gas Orbiter.
Upaya ini melibatkan analisis lebih dari 30.000 gambar untuk menemukan dan kemudian mengonfirmasi keberadaan embun beku tersebut. Valantinas memfilter gambar berdasarkan lokasi serta waktu pengambilan gambar, seperti waktu dalam sehari dan musim. Pendekatan yang teliti ini membantu mengisolasi tanda spektral yang menunjukkan keberadaan embun beku air dan di mana ia terbentuk di permukaan Mars.
Valantinas mulai menganalisis gambar-gambar ini pada tahun 2018. Sebagian besar pekerjaan diselesaikan saat ia meraih gelar Ph.D. di luar negeri, tetapi sebagian analisis ulang dilakukan saat di Brown.
Beralih ke perannya di Brown, Valantinas sekarang berencana melanjutkan eksplorasi misteri Mars sambil beralih ke astrobiologi. Bekerja di laboratorium ilmuwan planet Brown, Jack Mustard, ia akan berusaha mengkarakterisasi lingkungan hidrotermal kuno yang dapat mendukung kehidupan mikroba. Sampel dari lingkungan ini mungkin suatu hari akan dibawa kembali ke Bumi oleh misi Mars Sample Return yang dipimpin NASA.
“Gagasan tentang genesis kedua, tentang kehidupan di luar Bumi, selalu memikat saya,” kata Valantinas.