Menteri Pertanian Suswono bersama petani kelapa sawit di Desa Dosan, Riau (10/1). |
RIAU, BL- Menteri Pertanian (Mentan) Suswono menyambut baik inisiatif pengelolaan kelapa sawit lestari yang dilakukan masyarakat Desa Dosan, dimana hal ini bisa dijadikan model sehingga tidak lagi diperlukan ekspansi lahan.
Dalam kunjungannya ke Desa Dosan, Provinsi Riau, Kamis (10/1), Suswono mengatakan bahwa peragaan praktek operasi kebun kelapa sawit lestari dan ramah lingkungan ini juga akan bermanfaat untuk membantah image negatif yang kini adadi beberapa negara importir bahwa industri kelapa sawit di Indonesia semuanya buruk dan merusak lingkungan.
“Saya senang dengan laporan ini. Ini adalah salah satu contoh bagus untuk menjawab tuduhan bahwa industri sawit di Indonesia semuanya buruk, seperti yang dituduhkan beberapa negara importir, ujar Suswono.
“Kalau memang bisa, ini dijadikan model. Karena memang jumlah produksi sawit rakyat masih rendah jika dibandingkan swasta. Jika produktivitasnya bisa ditingkatkan maka bisa berlipat, tentu sebaiknya tidak perlu menambah luas lahan. Tolong, yang namanya alam jangan sekali-sekali disentuh,” imbuh Menteri.
Sejak Februari 2011 para petani di Desa Dosan bersama pemerintah setempat berkomitmen untuk membangun lahan kelapa sawit ramah lingkungan dan melindungi hutan alam tersisa yang mengelilingi desa mereka dari ancaman pembukaan lahan baru.
“Kami berkomitmen untuk menerapkan standar ramah lingkungan. Beralih dari bahan kimia ke pupuk organik, melakukan intensifikasi produktivitas kebun dan pada saat bersamaan menjaga hutan tersisa di Danau Naga. Komitmen ini, secara resmi kami buat dalam bentuk Peraturan Desa,” ujar Firdaus, Kepala Desa Dosan. “Dua tahun pelaksanaan, saya bisa bilang bahwa hampir semua penduduk kini lebih sejahtera.”tambahnya.
Perkumpulan Elang dan Greenpeace mendukung inisiatif ini dengan menyediakan program mentoring untuk perkebunan skala kecil, serta mempromosikan manajemen perkebunan bertanggung jawab ini di tujuh desa lain di Distrik Siak.
Greenpeace mendesak Pemerintah untuk menggunakan contoh praktek bertanggung jawab para petani di Desa Dosan, Riau ini sebagai model pembangunan ekonomi di sektor pertanian. “Tidak hanya melindungi hutan. Praktek ini juga mendatangkan keuntungan finansial kepada masyarakat, sejalan dengan komitmen Presiden Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca Indonesia,”kata Rusmadya Maharuddin, Jurukampanye Hutan Greenpeace melalui keterangan persnya yang diterima Beritalingkungan.com.
“Mendapatkan dukungan untuk produk bertanggung jawab seperti ini di pasar internasional sangat penting unuk memperkuat posisi tawar petani kecil independen di industri kelapa sawit,” Riko Kurniawan, Direktur Perkumpulan Elang. (Marwan Azis).