Bumi Papua tak hanya menawarkan budaya yang masih asli bagi para wisatawan. Sebagian alamnya yang nyaris masih perawan pun menjadi daya tarik tersendiri.
Dalam perjalanan dari kota Jayapura menuju Abepura saya bersama Dominggus Mampioper yang sehari-hari bekerja sebagai jurnalis di Papua, kami sempatkan berhenti di tempat peristirahatan di Jalan Skyline yang berlokasi tepat di perbatasan kota.
Di sepanjang jalan tersebut, lepaskan pandangan untuk melihat-lihat luasnya lautan dan gugusan kepulauan yang berada di antara birunya laut. Pesona lautnya berwarna biru dan air terlihat tenang memberikan sebuah keindahan yang bisa membuat siapa saja yang memandanginya tak akan pernah melupakannya.
Di sebelah kanan jalan ini terbentang Gunung Vim yang menghijau. Gunung Vim ini memiliki keragaman hayati yang masih terjaga keutuhannya, seperti cemara papua, buah matoa, dan kera ekor panjang.
Di kaki gunung ini juga terlihat sisa peninggalan Perang Dunia kedua berupa kapal perang Jepang yang karam di pesisir pantai dekat Gunung Vim.
Di sebelah Teluk Yotefa juga terdapat sebuah pulau yang besar yang tak lain adalah bagian dari tetangga Indonesia di bagian timur, Papua Nugini. Teluk ini memiliki dua kampung bernama Tobati dan Enggros yang masih termasuk dalam distrik Kota Jayapura Selatan. Hanya sekitar 100 Kepala Keluarga (KK) yang mendiami kedua kampung tersebut.
Kedua warga masyarakat kampung ini akan lebih senang dipanggil sebagai orang Enggros. Kata Enggros adalah gabungan dari dua kata, yaitu Engg yang artinya tempat dan Ros, artinya Dua. Baik warga Enggros maupun Tobati memaknai Enggros sebagai kampung yang kedua.
Orang Enggros meyakini, nenek moyangnya berasal dari Gunung Mer. Gunung Mer sendiri berada di hadapan Kampung Enggros yang masih dalam kawasan Teluk Yotefa. Keunikan Yotefa adalah sebuah teluk yang berada di dalam kawasan Teluk Humbolboy. Menjadi menarik memang pemandangannya karena ada teluk di dalam teluk.
Pada bulan-bulan tertentu (Juni—September) di teluk ini sering terjadi air laut surut. Sehingga di sekitar Kampung Tobati dan Enggros terbentang hamparan pasir yang berwarna cokelat.
Saat air surut, warga banyak memanfaatkan daratan jadian itu sebagai tempat bermain bola, voli, lomba layang-layang, dan sebagainya. Mengunjungi Kampung Tobati di kawasan Yotefa memang sulit untuk dilupakan. Suasana tenang dan sambutan hangat warga membuat terasa menyenangkan.
Jika saat berkunjung pada saat air pasang pun suasana tetap indah dan menyenangkan karena pengunjung yang datang bisa berekreasi sambil melihat dan berjalan ke perumahan di atas air.
Bagi yang ingin menghabiskan waktu liburan di sekitar Jayapura, Enggros dan Tobati kiranya bisa menjadi pilihan yang tepat. Anda bisa menumpang perahu motor dari Dermaga Pasar Yotefa untuk sampai di Enggros.
Waktu yang dibutuhkan hingga ke tujuan hanya sekitar 15 menit dengan biaya Rp10.000, tak perlu repot-repot bawa makanan. Kita tinggal memesan ikan apa saja, warga Enggros akan menyediakannya. Tak hanya itu Anda juga dapat menikmati kelapa muda di pesisir kampung Enggros yang memiliki laut tenang dan membiru.(Naskah dan Foto Marwan Azis)