Kadal Buta dari Buton, Spesies Baru yang Ungkap Keajaiban Tersembunyi Hutan Wallacea

Berita Lingkungan Environmental News Satwa Terkini

Tim peneliti dari BRIN berhasil mengidentifikasi dan mendeskripsikan spesies baru Kadal Buta (Dibamus oetamai) yang endemik di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Foto : BRIN.

BUTON, BERITALINGKUNGAN.COM – Di balik rimbunnya hutan hujan muson Pulau Buton, Sulawesi Tenggara, tersembunyi satu lagi kekayaan hayati Indonesia yang baru saja terkuak. Tim peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menemukan dan mendeskripsikan spesies baru kadal buta yang tak hanya unik, tetapi juga endemik: Dibamus oetamai.

Penemuan ini menjadi bukti bahwa bumi pertiwi masih menyimpan kejutan-kejutan biologis, terutama dari wilayah Wallacea yang dikenal sebagai pusat keanekaragaman hayati dunia.

“Spesies ini kami beri nama Dibamus oetamai, untuk menghormati Jakob Oetama, sosok jurnalis legendaris yang menjunjung tinggi kebenaran dan pencarian fakta—sebuah nilai yang selaras dengan semangat penelitian,” ungkap Awal Riyanto, Peneliti Ahli Madya dari Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN, dalam keterangan resminya dari Jakarta, Rabu (14/5).

Mirip Cacing, tapi Reptil

Kadal buta ini merupakan reptil fosorial—yakni kelompok hewan yang hidup di dalam tanah. Sepintas bentuk tubuhnya menyerupai cacing, dengan mata yang menyusut (terdegenerasi) dan tubuh memanjang. Menariknya, betina tidak memiliki kaki sama sekali, sedangkan jantan hanya menyisakan “flap” kecil, sisa evolusi dari kaki yang telah hilang.

“Genus Dibamus memang tersebar dari Asia Tenggara hingga Papua Nugini, tapi spesimen mereka sangat langka dan gaya hidup mereka yang tersembunyi membuatnya sulit dipelajari,” jelas Awal.

Selama ini, populasi kadal buta di Indonesia dikira hanya terdiri dari satu spesies umum, Dibamus novaeguineae. Namun, penelitian morfologi dan biogeografi terbaru mengungkap bahwa populasi di Pulau Buton memiliki karakteristik unik yang membedakannya.

Warna dan Ukuran yang Khas

Kadal buta Buton ini memiliki panjang tubuh maksimum sekitar 14,5 cm (SVL), dengan ciri khas dua atau tiga pita terang di tubuhnya. Kepala kadal ini juga memiliki struktur sisik unik—tidak ada sambungan medial dan lateral pada sisik rostralnya, dan ukuran frontal yang lebih besar dari frontonasal.

Mereka ditemukan di habitat hutan hujan muson Pulau Buton, terutama di dataran rendah dengan ketinggian di bawah 400 meter di atas permukaan laut.

Pulau Kecil, Evolusi Besar

Penemuan Dibamus oetamai menegaskan pentingnya pulau-pulau kecil seperti Buton dalam menjaga dan mengungkap kekayaan biodiversitas Indonesia. “Spesies ini berevolusi secara terisolasi dan menunjukkan bagaimana alam Indonesia terus menciptakan keajaiban,” tutur Awal.

Ia menambahkan, temuan ini juga menjadi pengingat akan besarnya tanggung jawab kita untuk menjaga habitat-habitat alami yang tersisa. “Masih banyak reptil Indonesia yang belum terungkap, khususnya dari kawasan Wallacea yang menjadi hotspot keanekaragaman hayati global.”jelasnya (Marwan Aziz).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *