Kabut asap di Bandara Mozes Kilangin. Foto : Papuakita.com |
TIMIKA, BL– Kabut asap tak menyelemuti Sumatera dan Kalimantan, tapi juga Timika, Papua. Akibatnya Bandara Mozes Kilagin di Timika, Kabupaten Mimika, Papua terpaksa tutup dan tak melayani jalur penerbangannya sejak Rabu (14/10) lalu, akibat hingga Jumat (16/10).
Menurut laporan jurnalis Papuakita.com (Sindikasi Beritalingkungan.com), Bandara itu tertutup kabut asap kiriman dari wilayah selatan Papua, yakni dari Kabupaten Merauke dan Kabupaten Mappi.
“Jarak pandang di sekitar bandara hanya 500 meter, padahal standar penerbangan menurut aturan Menteri Perhubungan jarak pandang minimal 1500 meter. Ini akibat pekatnya kabut asap yang menyelimuti Timika dan sekitarnya. Padahal sebelumnya jarak pandang lebih dari 2600 meter,” kata Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kabupaten Mimika, John Rettob, Jumat (16/10).
Menurut John, sampai saat ini cuaca di Timika seperti masih subuh. “Bisa dibayangkan bagaimana pekatnya asap saat ini. Asap sudah terlihat sejak minggu lalu, namu kepekatan asap baru terjadi tiga hari belakangan ini. Akibatnya, dua maskapai penerbangan reguler dari dan ke Timika tak dapat take off hingga hari ini,” katanya.
Sekadar diketahui, Bandara Mozes Kilangin diterbangi pesawat Garuda dan Sriwijaya dengan penumpang yang datang dan pergi berjumlah sekitar 400-500 orang. Pesawat lain pun, seperti milik Air Fast, atau pesawat berbadan kecil tak dapat masuk dan keluar dari bandara ini. “Bandara ini benar-benar diselimuti kabut asap dan tertutup bagi penerbangan,” jelas John.
Menurut John, selain menganggu penerbangan di Mimika, kasub asap ini juga mengganggu pelayaran. Sebab saat ini, kapal juga dilarang keluar dan masuk dari Pelabuhan Timika. Sementara kapal yang sudah telanjur berada di laut, dipandu oleh petugas saat akan sandar di pelabuhan.
“Kabut asap ini diduga kiriman dari wilayah Papua bagian selatan. Karena saat ini musim angin tenggara, bertiup dari selatan menuju ke utara. Akibatnya wilayah Timika kena imbas, sedangkan di Merauke, udaranya tetap normal,” jelas John.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah V Jayapura menyebutkan ada 131 titik api yang mengepung wilayah Papua. Paling parah terdapat di wilayah Papua bagian selatan yakni Merauke dan Mappi. Sementara wilayah lain yang dikepung asap di Paoua adalah Kabupaten Lanny Jaya, Jayawijaya dan Dogiyai.(Katharina Louvree/Papuakita.com)