Jejak Terakhir di Binaya, Upaya Tak Kenal Lelah Mencari Pendaki Hilang di Jantung Hutan Manusela

Berita Lingkungan Hutan Jelajah Terkini

MALUKU, BERITALINGKUNGAN.COM– Gunung Binaya, titik tertinggi di Kepulauan Maluku yang menjulang megah di Taman Nasional Manusela, kini menjadi saksi bisu upaya kemanusiaan dan solidaritas dalam pencarian seorang pendaki muda bernama Firdaus Ahmad Fauzi (27), yang dilaporkan hilang sejak 26 April 2025.

Firdaus, warga Cibungbulang, Bogor, terpisah dari rombongan pendakian yang terdiri dari 10 orang saat berada di sekitar kawasan Nasapeha, pada ketinggian 2.800 mdpl. Sejak saat itu, jejaknya seolah hilang ditelan lebatnya hutan dan medan ekstrem kawasan konservasi ini.

Kementerian Kehutanan melalui Balai Taman Nasional Manusela tak tinggal diam. Meski pencarian awal yang melibatkan berbagai pihak—mulai dari tim taman nasional, Basarnas Maluku, aparat kepolisian, hingga masyarakat lokal—belum menunjukkan hasil, upaya pencarian terus dilanjutkan.

“Dalam pencarian sebelumnya, ditemukan beberapa petunjuk seperti jejak sepatu, puntung, dan bungkus rokok yang diyakini milik survivor. Ini memperkuat keyakinan kami bahwa Firdaus masih ada di kawasan tersebut,” ungkap juru bicara Kementerian Kehutanan dalam siaran pers resmi, Rabu (14/5).

Pencarian sempat dihentikan sementara pada 6 Mei untuk pemulihan fisik tim di lapangan. Namun, dengan semangat tak kenal lelah, pencarian kembali dilanjutkan oleh relawan dan masyarakat yang mendapat dukungan penuh dari Pemkab Maluku Tengah. Wakil Bupati secara simbolis melepas tim pencarian lanjutan pada 12 Mei dengan harapan baru.

Gunung Binaya bukan sekadar destinasi petualangan. Ia adalah wilayah konservasi yang menyimpan keanekaragaman hayati luar biasa sekaligus menyuguhkan tantangan medan yang tidak bisa disepelekan. Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya persiapan matang, pendampingan profesional, dan pemahaman akan risiko ketika menjelajahi alam liar.

Bagi siapa pun yang memiliki informasi atau ingin membantu upaya pencarian, Balai Taman Nasional Manusela membuka call center di +62 811-5122-000.

Di balik kabar duka ini, semangat kolektif yang terbangun antara masyarakat, pemerintah, dan para pecinta alam menunjukkan bahwa di tengah rimba dan ketidakpastian, harapan masih menyala. Binaya boleh jadi sunyi, tapi tidak menutup kemungkinan kabar baik akan datang dari balik kabut hutan yang lebat itu (Marwan Aziz).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *