INDRAMAYU, Yayasan KEHATI bersama Kelompok Mangrove Sari, Brebes dan LSM Siklus menyelenggarakan Jambore Mangrove di Pantai Karangsong, Indramayu.
Acara tersebut berlangsung pada 23 hingga 25 November 2012. Menurut informasi dari pihak KEHATI, Sulis Diah, kegiatan ini diikuti oleh sekitar 60 anak-anak muda dari anggota Teenn Go Green, mitra Transformasi Hijau, mitra dampingan YAGASU dan Bale Mangrove, mitra dampingan Mangrove Sari Brebes dan mitra dampingan LSM Siklus Indramayu.
“Kegiatan ini merupakan wadah untuk mempertemukan anak-anak muda di kota besar yang peduli mangrove dengan anak-anak setempat yang selama ini telah berupaya melestarikan mangrove,” kata MS Sembiring Direktur Eksekutif Yayasan KEHATI melalui keterangan tertulisnya yang diterima Beritalingkungan.com.
“Ini juga menjadi ajang mencari solusi yang baik untuk pelestarian ke depan versi anak muda” tambahnya.
Menurut MS Sembiring, saat ini, kerusakan wilayah pesisir sudah sangat memprihatinkan. Kesalahan memahami manfaat ekosistem pesisir terutama hutan bakau pada masa lampau mengakibatkan penghancuran terstruktur terhadap hutan bakau. Kebijakan perikanan budidaya pesisir yang intensif, telah mengubah fungsi lahan basah hutan bakau menjadi kolam dan tambak udang. Akibatnya, hampir seluruh wilayah pantai timur Sumatera dan pesisir Jawa mengalami kerusakan yang parah. Hutan bakau lenyap, tambak terserang penyakit dan tidak produktif lagi.
Dampaknya sangat dirasakan oleh nelayan, seperti merosotnya hasil tangkapan ikan laut dan tambak yang menurunkan tingkat pendapatan masyarakat nelayan dan petani tambak, menurun dan hilangnya jenis-jenis satwa, meningkatnya pencemaran, abrasi pantai, merosotnya luasan hutan mangrove, kehancuran terumbu karang, dan meningkatnya konflik pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut.
MS Sembiring mengungkapkan, KEHATI telah mengembangkan program Rehabilitasi Ekosistem Mangrove dan Upaya Adaptasi Perubahan Iklim”di Pantai Utara Pulau Jawa, sejak tahun 2008. Lokasi program berada di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, Dusun Pandan Sari, Brebes dan Pantai Karangsong Indramayu. “Pembelajaran dari upaya yang telah dilakukan ketiga komunitas ini dapat menjadi inspirasi bagi banyak pihak untuk menghindari kerusakan ekologi dan sosial di Pantai Utara Jawa,”ujarnya.
Di Brebes, Masyarakat Desa Kaliwlingi, Dusun Pandansari menanam mangrove hingga mencapai 1.000.000 batang yang ditanam selama 3 tahun dengan total luas 10 hektar. Tak hanya itu, peraturan desa pun dibuat untuk melindungi mangrove dan membentuk SATGADARA (Satuan Petugas Penjaga Sagara) untuk patroli setiap malam menjaga pencurian pohon bakau.
Di Indramayu, Kelompok Pantai Lestari menjadi penyedia bibit serta menjadikan lahan rehabilitasi mereka sebagai pusat wisata pendidikan dan praktek langsung konservasi pesisir. LSM Siklus bersama-sama masyarakat berhasil menyusun buku modul ajar pendidikan lingkungan pesisir bagi para guru dan siswa sekolah, yang secara bergulir dijadikan salah satu materi pelajaran pendidikan lingkungan khususnya pesisir.
Masyarakat juga melakukan penanaman bakau jenis Avecinea marina dan Rhyzhopora mukronata sebanyak 66.000 batang di lahan seluas 3 hektar.
“Kami berharap Jambore Mangrove dapat menjadi sarana pertukaran pengetahuan dan mempererat jejaring mitra dan kelompok anak muda untuk melestarikan ekosistem mangrove dan pesisir Pantai Utara Jawa,” tandasnya. (Marwan Azis).
Foto : shrimpnews.com.