JAKARTA, BERITALINGKUNGAN.COM- Pemerintah Indonesia mengajak negara di wilayah Asia Tenggara untuk membangun jaringan bantuan kemanusiaan (humanitarian assistance) dengan menginisiasi penyelenggaraan konferensi tingkat regional yang dihadiri perwakilan dari pemerintah dan lembaga non-pemerintah di Jakarta pada 8-9 Agustus.
Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia, Abdurrahman Mohammad Fachir, saat ditemui usai membuka acara konferensi di Jakarta, Kamis, mengatakan jaringan antarlembaga pemerintah dan non-pemerintah dibutuhkan guna memperkuat kerja sama bidang penanganan bantuan kemanusiaan, khususnya di Asia Tenggara.
“Dari konferensi yang baru pertama kali diselenggarakan di tingkat kawasan ini, diharapkan para pelaku dari elemen pemerintah dan non-pemerintah dapat memperkuat jaringan sehingga di saat ada bencana atau insiden kemanusiaan, kerja sama antarnegara dalam menyediakan bantuan dapat cepat terbangun,” kata Wamenlu AM Fachir.
Pasalnya, dari pengalaman yang ada, kerja sama penanganan bantuan kemanusiaan seringkali lambat dilakukan karena tersandung urusan administrasi dan formal antarlembaga.Oleh karena itu, adanya konferensi tersebut diharapkan dapat mengatasi kesulitan dalam membangun komunikasi dan kerja sama untuk menangani bencana kemanusiaan di suatu negara.
Ia menjelaskan penguatan jaringan merupakan satu dari tiga tujuan yang diharapkan dari konferensi peningkatan kapasitas bantuan kemanusiaan itu.
Dua tujuan lainnya mencakup menghimpun pengalaman atau best experience practices dari lembaga pemerintah dan non-pemerintah yang mengurusi bantuan kemanusiaan, serta membangun standar atau cara kerja bersama dalam pemberian serta pendampingan terhadap korban bencana kemanusiaan.
“Konferensi Kawasan untuk Bantuan Kemanusiaan: Peningkatan Kapasitas Penanganan Bantuan Kemanusiaan di Asia Tenggara” yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral, Kementerian Luar Negeri Indonesia terdiri dari tiga tahap, di antaranya rapat pleno dan pertemuan grup pada Kamis, dan sesi penyampaian hasil pertemuan yang akan dibacakan, Jumat.
Peserta yang hadir dalam konferensi itu berasal dari 18 negara di Asia Tenggara dan beberapa negara tetangga seperti Australia, Brunei Darussalam, China, Filipina, India, Indonesia, Jepang, Kamboja, Korea Selatan, Laos, Malaysia, Myanmar, Papua Nugini, Selandia Baru, Singapura, Thailand, Timor Leste, dan Vietnam. (Ant/TC)