Satu lagi spesies baru yang ditemukan di pedalaman hutan Toli-Toli, Sulawesi Tengah, yang secara ilmiah diberi nama Hyorhinomys stuempkei atau ‘tikus hidung babi’ yang memiliki “bentuk wajah unik dan berbeda jika dibandingkan tikus lainnya.
Special tersebut ditemukan oleh tim ilmuwan dari tiga negara yaitu Australia, Indonesia dan Amerika Serikat. Mereka menemukan lima ekor hewan pengerat tersebut pertama kali di Sulawesi, Januari lalu dan telah di publis di The Journal of Mammology edisi 29 September 2015 lalu.
Kurator mamalia Museum Victoria, Kevin Rowe seperti dilansir BBC, mengungkapkan, spesies pengerat ini “belum pernah terdokumentasi”. “Kami dalam misi mendata hewan di gunung-gunung terpencil di Sulawesi dengan konteks untuk mengetahui bagaimana evolusi terjadi di Asia dan Australia,” ujar Rowe.
“Sejauh ini belum ada yang diketahui tentang tikus ini dan bagaimana penyebarannya di hutan.”tuturnya.
Bersama peneliti lain dan penduduk setempat, Rowe, yang merupakan spesialis bidang evolusi hewan pengerat, memerlukan waktu lebih enam pekan untuk mencapai hutan terpencil demi melakukan penelitian.
Bagi Rowe, penemuan tikus hidung babi ini merupakan momen bahagia saat menemukan tikus hidung-babi. “Kami sudah memasang perangkap selama berhari-hari. Ketika ada yang terperangkap, yang saya temukan adalah spesies tikus yang benar-benar baru. Saya langsung berteriak, ketika tahu hewan ini spesies baru.”cerita Rowe.
Tikus yang kami tangkap dalam keadaan “sehat, dengan perut kenyang,” beratnya sekitar 250 gram.
Rowe menambahkan, ada spesies lain di Sulawesi yang mirip dengan apa yang baru ditemukan timnya. Namun, dia menegaskan, “kedua spesies berbeda. Tahun lalu kami menemukan tikus amfibi dan tidak bergigi di sini. Banyak evolusi morfologi luar biasa terjadi di Sulawesi.”
Rowe juga mengklaim keunikan tikus spesies baru itu jauh melebihi ekspektasi. “Jelas sekali lubang hidungnya yang menyerupai hidung babi, sangatlah unik. Namun, Hyorhinomys juga punya muka panjang dan telinga yang lebih besar dibandingkan kebanyakan tikus. Selain itu bentuk gigi bawah hewan ini lebih mirip gigi bawah celurut,” ungkapnya.
Dijelasnya, tikus tersebut juga memiliki rambut kemaluan yang sangat panjang, yang biasa ditemukan pada mamalia Australia lainnya.
Tikus hidung-babi ini sedang dilestarikan dan dikembangbiakkan di sebuah museum di Indonesia.
Temuan spesies hewan pengerat di Indonesia bukan baru kali ini terjadi. Pada 2013 lalu, satu jenis hewan pengerat baru ditemukan di hutan pegunungan di Maluku, Indonesia, oleh tim gabungan dari Denmark dan Indonesia.
Tikus yang diberi julukan Spiny Boki Mekot memiliki bulu tajam dan ujung ekor berwarna putih, yang menjadi keunikannya. (BBC/Wan)
–>