Harapan Baru dari Bukittinggi, Anak Harimau Sumatera Lahir di TMSBK

Berita Lingkungan Environmental News Satwa Terkini

Dua anak harimau Sumatera lahir di Taman Margasatwa Bukittinggi, diberi nama Rizki dan Lestari. (Foto: Tangkap Layar Video Reels Instagram TMDBK Bukittinggi)

BUKITTINGGI, BERITALINGKUNGAN.COM – Di tengah ancaman kepunahan satwa liar Indonesia, kabar menggembirakan datang dari Bukittinggi. Dua anak Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) lahir di Lembaga Konservasi Taman Marga Satwa Budaya Kinantan (TMSBK), membawa harapan baru bagi masa depan spesies langka ini.

Anak harimau pertama yang diberi nama Banun, lahir pada 28 Desember 2024. Kemudian, pada 22 Juni 2025, sepasang anak harimau kembali lahir dan secara simbolis dinamai Lestari dan Rizki dalam kunjungan resmi Menteri Kehutanan RI, Raja Juli Antoni, bersama Ketua Komisi IV DPR RI, Titiek Hediati Soeharto.

Ketiga anak harimau ini adalah buah cinta dari pasangan harimau jantan Bujang Mandeh dan betina Mantagi. Kisah Bujang Mandeh menyentuh hati banyak orang — diselamatkan dari jerat pemburu liar di kawasan Mandeh, Pesisir Selatan, harimau jantan ini harus kehilangan satu kaki demi menyelamatkan nyawanya. Kini, ia justru menjadi simbol harapan baru konservasi satwa liar.

Sementara Mantagi, sang induk, merupakan harimau kelahiran TMSBK sendiri, hasil program konservasi jangka panjang dari pasangan harimau konservasi sebelumnya, Bancah dan Dara Jingga.

Dengan kelahiran Lestari dan Rizki, kini TMSBK memiliki total 11 individu Harimau Sumatera, menjadikannya salah satu pusat konservasi paling penting di Pulau Sumatera. Status Harimau Sumatera yang kini diklasifikasikan Critically Endangered oleh IUCN menunjukkan betapa pentingnya kelahiran ini dalam menjaga keberlangsungan spesies endemik Indonesia ini.

Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni mengungkapkan rasa syukurnya, “Ini bukan hanya kabar bahagia untuk Bukittinggi, tapi juga untuk seluruh bangsa Indonesia yang mencintai keanekaragaman hayatinya.”

Hal senada disampaikan oleh Titiek Soeharto, “Semoga kelahiran ini menjadi penyemangat bagi semua pihak dalam menjaga dan merawat satwa kebanggaan bangsa.”

TMSBK yang berstatus sebagai lembaga konservasi mitra dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat dan Direktorat Jenderal KSDAE Kementerian Kehutanan, terus menunjukkan perannya sebagai garda terdepan dalam penyelamatan dan pengembangbiakan satwa liar.

Kelahiran anak-anak harimau ini bukan sekadar penambahan populasi — ia menjadi simbol keberhasilan kolaborasi antara lembaga konservasi, pemerintah, dan masyarakat. Sebuah bukti nyata bahwa kerja konservasi memerlukan dedikasi, kesabaran, dan komitmen jangka panjang (Marwan Aziz).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *