Halau Invasi Buckthorn, Penelitian Baru Tunjukkan Peran Rumput Asli dalam Memperkuat Hutan
Rumput asli, seperti gandum liar, dapat membantu mengurangi jumlah dan ukuran tanaman buckthorn baru. Foto : Mike Schuster
Buckthorn merupakan salah satu spesies invasif yang paling menyebar di Minnesota. Setiap tahunnya, jutaan dolar dihabiskan untuk menghilangkannya dari hutan negara bagian tersebut. Namun, upaya yang dilakukan kerap hanya memberikan hasil sementara, karena buckthorn dengan cepat kembali mendominasi.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Ecological Engineering menunjukkan bahwa penanaman rumput asli, seperti Virginia wildrye, secara signifikan dapat mengurangi jumlah dan ukuran buckthorn baru di area yang telah dilakukan pembersihan.
Temuan Penting:
- Area yang ditanami rumput asli mencatatkan penurunan jumlah buckthorn hingga 47% dan ukuran hingga 81%, yang secara keseluruhan mengurangi regenerasi buckthorn dari biji sebesar 90%.
- Rumput asli paling efektif di area hutan dengan cahaya yang cukup untuk mendukung pertumbuhan yang kuat. Di area yang lebih terbuka, rumput ini bahkan dapat membentuk semak yang hampir tidak dapat ditembus.
- Teknik ini harus dikombinasikan dengan strategi lain, seperti mencegah regenerasi pohon besar, untuk hasil yang optimal.
Buckthorn menjadi ancaman terbesar bagi restorasi hutan pada tahun-tahun awal setelah pohon-pohon dewasa dihilangkan. Namun, ini juga merupakan periode di mana bibit buckthorn paling rentan terhadap persaingan dari spesies asli. Oleh karena itu, menanam rumput atau tanaman asli lainnya harus dilakukan secepat mungkin untuk mencegah buckthorn mengambil alih.
Mike Schuster, peneliti utama dari College of Food, Agricultural and Natural Resource Sciences Universitas Minnesota, mengatakan bahwa menginvestasikan keberagaman hayati asli dapat mengurangi biaya dan waktu dalam mengelola invasi buckthorn.
“Ini adalah langkah nyata untuk membuat area alami kita lebih tahan terhadap invasi, mengurangi penggunaan herbisida, dan menciptakan ekosistem yang lebih sehat secara keseluruhan,” ujar Schuster seperti dikutip Beritalingkungan.com dari laman cities.umn.edu (31/12/2024)
Peter Wragg, dosen dari Departemen Sumber Daya Hutan, menambahkan, “Teknik ini memberi kita peluang untuk keluar dari siklus manajemen buckthorn yang seolah tak ada habisnya. Ini adalah jalan baru menuju pengelolaan hutan yang berkelanjutan.”
Langkah Ke Depan
Peneliti saat ini tengah menyempurnakan teknik ini dengan mengeksplorasi campuran benih dan tingkat penanaman yang paling efektif dan hemat biaya, serta mengevaluasi efektivitasnya di berbagai hutan Minnesota.
Langkah ini menunjukkan bahwa upaya melawan spesies invasif bukan hanya soal menghilangkan tanaman yang tidak diinginkan, tetapi juga mengembalikan keseimbangan ekosistem dengan memanfaatkan kekuatan spesies asli.
Dengan inovasi ini, hutan tidak hanya akan lebih terlindungi dari invasi, tetapi juga mampu berkembang menjadi ekosistem yang lebih sehat dan berkelanjutan (Marwan Aziz).