Inilah salah satu aksi aktivis Greenpeace membentangkan spanduk besar 20 x 10 meter di Gedung Sinar Mas pada 19 Maret 2009 lalu.. Foto : Greenpeace. |
JAKARTA, BL-Greenpeace enggan dianggap bekerjasama dengan Sinar Mas dalam pengelolaan hutan. Hanya konsultasi dan pengawasan dan itupun tak terima bayaran.
Ramai-ramai soal “perdamaian” Greenpeace dengan kelompok usaha Sinar Mas, ternyata belum sepenuhnya jelas. Menurut kabar Greenpeace bersedia mendampingi Sinar Mas dalam pengelolaan kebun sawit mereka. Sejak kabar itu berembus, demonstrasi serangan kepada Greenpeace mulai mereda, kapal Rainbow Warrior kabarnya diberi lampu hijau masuk Indonesia, bahkan Presiden Yudhoyono sudah menerima Direktur Eksekutif Greenpeace International Kumi Naidu di istana beberapa saat lalu.
Semua kabar burung tak serta merta dibantah Greenpeace, mereka Cuma meluruskan kabar kerjasama dengan Sinar Mas. Menurut Juru Kampanye Politik Hutan Greenpeace Indonesia, Yuyun Indradi, mereka memang sepakat dengan grup miilik taipan Eka Tjipta Widjaja dalam konsep pembukaan kebun sawit di lahan kritis. Konsep tersebut merupakan pelengkap High Conservatian Value Forest (HCVF). Greenpeace enggan dikatakan sebagai bentuk kerjasama. “Peran kami hanya sebagai consulting dan monitoring”, kata Yuyun.
Sinar Mas rupanya berminat memperluas kebun sawitnya dengan memanfaatkan kawasan hutan yang telah rusak, yaitu hutan sekunder yang memiliki kandungan karbon di bawah 35 ton per hektare. Namun, kata Yuyun, tetap saja pemerintah yang memiliki wewenang untuk memperbolehkan atau tidak perusahaan tersebut menggunakan lahan kritis bekas hutan itu untuk membangun kebun sawit.
Soal sampai kapan kesepakatan itu berlangsung, menurut Yuyun, “Selama waktu yang tidak ditentukan hingga kebijakan mereka benar dilakukan.” Ia menambahkan, Greenpeace tidak menerima kompensasi apapun dari kesepakatan ini. Mereka bertujuan membangun visi utama Greenpeace dan mendukung komitmen pemerintah dalam mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 26 persen.
Harapan Greenpeace, kelak model kesepakatan dengan Sinar Mas ini akan menjadi lokomotif bagi perusahaan sawit lainnya. “Kami bersedia jika ada perusahaan lainnya yang mau melakukan hal yang sama”, kata Yuyun. (SIEJ/Cita Ariani/IGG Maha Adi)