![]() |
MANOKWARI, BL- Ayunan gempa berkekuatan 6,8 SR dgn kedalaman 10 km yg mengguncang Papua Barat, kemarin, rupanya merusak belasan rumah warga di Distrik Ransiki, Kabupaten Manokwari. Beberapa diantaranya rusak berat sehingga tidak bisa lagi dihuni. Sementara pada malam hari warga memilih tidur di luar rumah.
Distrik yang terletak 103 Km arah Selatan Manokwari tersebut merupakan pusat gempa yang terjadi kemarin di Papua Barat. Berdasar pantauan, selain rumah, sebuah gereja di pusat distrik tersebut dipenuhi retakan. Salah satu rumah yang rusak berat adalah rumah milik Kepala Suku Ransiki, Lewi Inden.
Peringatan agar warga meningkatkan kewaspadaan dari BMKG menyusul adanya kemungkinan gempa susulan, membuat ratusan warga menggelar tenda darurat di halaman rumah. Ada juga warga yang merebahkan diri sekadarnya tanpa tenda penaung. “Warga kuatir rumahnya rubuh bila gempa susulan dgn kekuatan serupa kembali mengguncang Ransiki,” kata Hamid, warga.
Gempa kemarin juga mengakibatkan terjadinya longsor di gunung Sayori Distrik Tanah Rubuh. Gunung itu dilewati jalan utama yg menghubungkan Manokwari dengan wilayah selatan semisal Distrik Ransiki dan Oransbari, termasuk Kabupaten Teluk Bintuni.
BMKG menyebut gempa yang terjadi pada Sabtu (21/4) tersebut tidak berpotensi tsunami. Tapi saat terjadi, warga Manokwari panik dan menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi karena kuatir gempa diikuti tsunami. Getaran pertama diikuti gempa susulan berskala 5.0 SR.
Selain di Kota Manokwari, ayunan gempa juga terasa di distrik Sidey yang berjarak kurang lebih 150 Km dari Manokwari hingga di Kabupaten Teluk Bintuni.
Menurut Hamid, pemerintah Distrik Ransiki yang dibantu oleh warga, telah melakukan pendataan rumah serta fasilitas umum lainnya yang rusak akibat gempa tersebut. (Patrix)
Ilustrasi getaran gempa. Foto: Google.com