Memprediksi terjadinya gempa bumi, baik waktu dan besarnya merupakan sesuatu yang mustahil. Akan tetapi, banyak tempat di bumi yang selalu menghadapi resiko dari getaran tersebut. Chili salah satunya. Terletak di “Ring of Fire” yang mengular hingga semua kawasan fasifik, menjadikannya sebagai kawasan rawan gempa.
Peristiwa gempa bumi yang mengguncang Chili pada pukul 06.34 GMT, Sabtu (27/02) sedikitnya menewaskan 78 orang, terjadi pada perbatasan antara Nazca dan lempeng tektonik Amerika Selatan pada kedalaman 35 km.
Nazca dan lempeng tektonik Amerika Selatan adalah lembaran luas dari permukaan bumi dan saling melewati satu sama lain dengan kecepatan sekitar 80mm per tahun. Nazca yang berbentuk cekungan menyerupai piring membentuk lantai Samudera Pasifik di wilayah ini, sedang ditarik ke bawah pantai Amerika Selatan. Menjadikannya sebagai daerah seismik paling aktif di dunia.
Kota terbesar terdekat dari sumber guncangan adalah Concepcion, berjarak sekitar 100 km ke selatan yang tak lepas dari amuk gempa. Akibatnya, bangunan runtuh dan gangguan luas tidak dapat dihindari. Gempa yang terjadi di bawah dasar laut tersebut sangat berpotensi tsunami. Guna menghindari kemungkinan terburuk, peringatan dikeluarkan bukan hanya untuk Chili tetapi bagi seluruh kawasan Pasifik.
Chili pernah digoyang gempa paling besar di dunia pada tahun 1960. Saat itu gempa 9,5 SR di selatan Kota Valdivia menewaskan 1.655 orang dan mengakibatkan tsunami di lautan Pasifik, Hawaii, Jepang, hingga Filipina.
Porak Poranda
Kantor Darurat Nasional Chili (Onemi) bertanggung jawab memberi respon pertama terhadap musibah yang terjadi, dengan melibatkan berbagai instansi terkait, seperti pemadam kebakaran, tentara, tim medis dan pertahanan sipil. Sistem tanggap darurat pun diselenggarakan di tingkat nasional, regional hingga tingkat lokal.
“Chile adalah sebuah negara seismik. Jadi, kita harus siap!” pesan yang disampaikan Onemi, seperti dikutip BBC.
Gempa itu tepatnya berpusat di 90 km Timurlaut Concepcion. Skala gempa dilaporkan antara 8,3 SR dan 8,5 SR, sebelum kemudian ditegaskan USGS sebesar 8,8 SR.
Saat gempa, masyarakat panik dan berlarian ke jalan di Santiago, yang terletak 320 km dari pusat gempa. Mereka terlihat saling berpelukan dan menangis.
Onemi memberikan saran mengenai bagaimana persiapan menghadapi gempa bumi dan bencana lainnya, dan bagaimana berperilaku terhadap musibah yang terjadi.
Sementara itu, para ilmuwan memaparkan kemungkinan terjadinya retakan sepanjang 300 km dari garis pantai, termasuk di pusat-pusat kota penting seperti Concepcion, Arauco, lota, dan Constitucion. Kota terdekat dengan pusat gempa adalah Concepcion, merupakan kota satelit terbesar kedua di Chili dengan jumlah penduduk sekitar satu juta jiwa.
Concepcion adalah ibu kota Provinsi Concepcion, diambil dari nama sungai yang melewatinya. Sejarah Concepcion ditandai dengan seringnya gempa bumi terjadi. Setelah gempa besar di tahun 1751, Concepcion dipindahkan dari situs aslinya ke kota Penco, sebuah lokasi yang jauh dari laut di Lembah Mocha.
Catatan Sejarah
Sebelumnya, gempa besar pernah melanda Chili pada Mei 1960, dengan pusat gempa berjarak 230km ke utara. Saat itu getarannya tercatat mencapai 9,5 SR . Ribuan orang tewas dikabarkan dalam peristiwa itu.
Selain itu, sekitar 870km ke selatan pada tahun 1922, sebuah peristiwa besar juga sempat menewaskan ratusan orang di pusat kota Chili. Guncangannya tercatat sebesar 8,5 SR.
Gempa yang terjadi pukul 13.34 siang tadi menjadi guncangan besar sebagai pengisi kesenjangan antara beberapa peristiwa besar yang terjadi.
Ahli gempa dari Perancis dan Chili baru-baru ini menyelesaikan sebuah penelitian guna melihat cara tanah bergerak sebagai respon terhadap membangun ketegangan sebagai akibat dari tumbukan tektonik. Analisis mereka mengusulkan daerah itu matang untuk sebuah gempa besar.
“Gempa ini mengisi kesenjangan seismik yang dapat kita identifikasi,” ujar Dr Roger Musson, ilmuan dari British Geological Survey’s Head of Seismic Hazard, kepada BBC News.
Gempa bumi berskala besar terakhir terjadi pada tahun 1835. Gempa bumi tersebut merupakan gempa yang sempat diamati Charles Darwin selama pelayarannya dengan Beagle. Chili menjadi tempat di mana kekuatan besar berkumpul selama 170 tahun, dan akhirnya terjadi kembali .
Seperti gempa pada umumnya yang selalu diikuti dengan gempa susulan, tak terkecuali dengan gempa Chili. Dalam dua setengah jam setelah 90 detik peristiwa gempa 8,8 SR seperti dirilis US Geological Survey, tercatat sedikitnya 11 gempa susulan, yang rata-rata ukurannya 6.0 SR.
Melihat dampak yang ditimbulkannya, tidak diragukan lagi akan menjadi bencana yang besar, bila dibandingkan dengan kehancuran baru-baru ini di Haiti yang telah menelan korban 230.000 jiwa.
Gempa yang terjadi di hari Sabtu diperkirakan 1.000 kali lebih kuat daripada yang terjadi di Port-au-Prince, Haiti. Tapi ukuran ini tidak dengan sendirinya merupakan indikator dari jumlah kemungkinan korban jiwa.
Salah satu faktor utama yang akan membedakan jumlah korban di Chili adalah kesiapsiagaan pemerintah dan masyarakat. Pemerintah Chili dan masyarakat sudah terbiasa dengan terjadinya gempa sehingga mereka sanggup mengatasi keadaan darurat seperti itu. (Jekson Simanjuntak /BBC)