Evolusi di Era Pemanasan Global, Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Ikan Zebra?

Berita Lingkungan Environmental News Perubahan Iklim Riset Terkini

Di tangan ilmuwan, Ikan zebra yang “berevolusi” dalam suhu tinggi selama tujuh generasi. Peneliti Anna Andreassen memegang hasil eksperimen panjang tentang ketahanan hidup di era iklim ekstrem.
Foto : Thor Nielsen / NTNU

OSLO, BERITALINGKUNGAN.COM– Di tengah laju pemanasan global yang kian sulit dibendung, banyak spesies di Bumi sedang berlomba dengan waktu: berevolusi atau punah. Namun sebuah studi terbaru justru menghadirkan kabar yang cukup mengejutkan—dan sedikit melegakan—terutama bagi penghuni perairan seperti ikan.

Studi yang diterbitkan di jurnal Nature Climate Change ini menyuguhkan eksperimen langka: para ilmuwan membiakkan ikan zebra (zebrafish) selama tujuh generasi untuk menguji apakah mereka bisa bertahan di suhu air yang lebih tinggi akibat perubahan iklim. Hasilnya? Mungkin tidak seperti yang Anda bayangkan.

Panas dan Evolusi: Tidak Selalu Penuh Risiko

Selama ini, para ilmuwan meyakini bahwa adaptasi terhadap panas yang ekstrem biasanya dibayar mahal—entah dengan penurunan daya tahan terhadap suhu dingin, gangguan reproduksi, atau penurunan performa tubuh.

Namun, para peneliti dari Laboratorium Ekofisiologi Ikan Jutfelt di NTNU (Norwegian University of Science and Technology) justru menemukan bahwa ikan-ikan hasil seleksi panas ini juga lebih tahan terhadap suhu dingin.

“Biasanya, spesies yang terbiasa panas akan lebih rapuh terhadap dingin. Tapi kami justru melihat toleransi dingin mereka juga meningkat,” kata Anna Andreassen, penulis utama studi ini dan kini bekerja di Technical University of Denmark seperti dikutip Beritalingkungan.com dari laman NTNU (16/05/2025).

Tidak hanya itu. Dalam pengujian terhadap metabolisme, efisiensi penggunaan oksigen, hingga kemampuan berenang dan berkembang biak, ikan yang diseleksi untuk tahan panas tidak menunjukkan adanya kerugian signifikan dibandingkan kelompok kontrol atau ikan dengan toleransi panas rendah.

Eksperimen Langka yang Membuka Wawasan

Untuk memahami bagaimana ikan bisa berevolusi dalam menghadapi perubahan iklim, para peneliti melakukan upaya yang memakan waktu, tenaga, dan… ribuan ikan. Semua dimulai dari ekspedisi ke India pada 2016, tempat asal ikan zebra liar yang menjadi cikal bakal eksperimen ini.

Tiga kelompok dibiakkan: satu untuk toleransi panas tinggi, satu tanpa seleksi khusus, dan satu lagi justru untuk toleransi panas rendah. Selama tujuh generasi, mereka diamati secara ketat di laboratorium. Hasil dari pengujian seperti treadmill mini untuk ikan (disebut swim tunnel) hingga pemantauan ketat reproduksi, tidak menunjukkan adanya trade-off atau efek negatif dari adaptasi suhu.

“Ini adalah studi eksperimental jangka panjang yang sangat langka. Jarang sekali ada penelitian yang bisa mengamati evolusi ikan secara langsung dalam konteks perubahan iklim,” jelas Fredrik Jutfelt, kepala laboratorium sekaligus penulis senior penelitian.

Oksigen Bukan Masalah?

Salah satu teori besar dalam ekologi menyebutkan bahwa suhu tinggi bisa mematikan bukan hanya karena panas itu sendiri, tapi karena tubuh hewan kekurangan oksigen. Tapi dalam studi ini, hipotesis tersebut tidak terbukti.

“Ketika kami mengukur seberapa efisien ikan mengambil oksigen saat berenang di suhu ekstrem, ternyata tidak ada perbedaan berarti antar kelompok. Ini menggugurkan dugaan bahwa kekurangan oksigen adalah penyebab utama batas toleransi suhu,” kata Andreassen.

Apa Artinya untuk Dunia yang Memanas?

Meski hasil ini menggembirakan, para ilmuwan memperingatkan untuk tidak berlebihan menafsirkannya. Adaptasi evolusioner di laboratorium belum tentu mencerminkan dinamika liar di alam bebas, di mana tekanan lingkungan datang bersamaan: polusi, kekurangan makanan, predator, dan perubahan habitat.

Rachael Morgan, peneliti lain dari laboratorium yang sama, sebelumnya menyimpulkan bahwa kemampuan adaptasi ikan zebra di alam liar terhadap pemanasan mungkin sangat rendah karena proses evolusi membutuhkan waktu dan populasi yang besar.

“Penelitian ini bukan berarti kita bisa santai. Justru sekarang kita tahu bahwa adaptasi memang mungkin, tapi bukan berarti mudah,” kata Jutfelt.

Dan satu hal yang pasti: tidak semua spesies seberuntung ikan zebra.

Kisah Harapan di Tengah Krisis

Di era ketika sebagian besar kabar lingkungan terasa suram, studi ini seperti secercah harapan: bahwa alam memiliki mekanisme bertahan yang menakjubkan. Namun seperti kata pepatah, harapan tanpa tindakan adalah mimpi kosong.

“Perubahan iklim tetap menjadi ancaman terbesar bagi kehidupan di Bumi. Adaptasi biologis mungkin membantu, tapi tidak akan cukup jika kita tidak mengurangi emisi dan memperlambat laju pemanasan,” pungkas Jutfelt (Marwan Aziz).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *