Kantor NVIDIA. Foto : Ismail Fahmi.
JAKARTA, BERITALINGKUNGAN.COM– Kemajuan teknologi yang didorong oleh riset mendalam, ribuan doktor, dan kemampuan produksi NVIDIA semakin memukau dunia. Terutama di era kecerdasan buatan (AI) yang membutuhkan komputasi cepat, dan NVIDIA perusahaan teknologi multinasional Amerika yang sangat konsen pada pengembangan AI.
Tak heran, Delegasi Kementerian Luar Negeri Indonesia menjajaki kemitraan dengan NVIDIA. Delegasi Kementerian Luar Negeri Indonesia bersama perwakilan dari NVIDIA kemarin berkumpul di kantor NVIDIA di di Santa Clara, California, Amerika Serikat, untuk membahas berbagai potensi kerjasama, termasuk yang telah terjalin dengan Indosat dalam pembangunan cloud GPU.
Hal tersebut diketahui Beritalingkungan.com dari postingan Ismail Fahmi, Founder Media Kernels Indonesia di jejaring social Facebook yang juga turut dalam pertemuan tersebut (13/06/2024).
Menurut Ismail yang juga pendiri droneemprit.id ini, acara ini dihadiri oleh delegasi dari Kemenlu Indonesia dan perwakilan dari NVIDIA, dengan agenda yang mencakup kesehatan, energi, dan iklim, serta visi NVIDIA dalam kerjasama dengan Indonesia.
Berikut ini beberapa rangkuman pertemuan antara pihak Kemenlu Indonesia dengan perwakilan dari NVIDIA seperti dishare Islmail Fahmi:
1. Kesehatan, Energi, dan Iklim
Mr. Umar dari Kemenlu Indonesia menekankan pentingnya kolaborasi dalam bidang kesehatan, energi, dan perubahan iklim untuk mencapai pembangunan berkelanjutan.
Umar juga menyoroti visi NVIDIA dalam mempercepat inovasi di bidang ini melalui teknologi AI dan komputasi canggih.
2. Visi NVIDIA dalam Kerjasama dengan Indonesia
Sementara pihak NVIDIA menyatakan komitmennya untuk meningkatkan kapasitas dan membangun kemitraan dengan Indonesia, khususnya dalam bidang startup, peningkatan skala usaha, dan aplikasi AI untuk layanan kesehatan publik, tata kelola, dan penemuan obat.
NVIDIA juga menawarkan solusi holistik termasuk visi komputer dan teknologi lainnya untuk mendukung berbagai sektor.
3. NVIDIA Clara HC & Lifescience
Fokus pada NVIDIA Clara HC & Lifescience bukan untuk layanan kesehatan langsung, melainkan untuk mendukung dan mempercepat penemuan obat.
Diperlukan infrastruktur yang kuat, talenta berbakat, dan pengambilan keputusan yang tepat untuk memaksimalkan manfaat dari teknologi ini. Penggunaan NEMO Natural Language untuk penelitian dan pengembangan juga disoroti.
4. AI Nation
Indonesia membutuhkan strategi AI yang komprehensif, kebijakan yang mendukung, ekosistem yang kuat, dan infrastruktur yang memadai untuk memproduksi dan mengkonsumsi AI domestik.
Langkah ini akan membuka lebih banyak lapangan pekerjaan, termasuk pembuat kebijakan, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, penemuan ilmiah, dan inovasi sektor publik.
Pembentukan “AI Factories” juga menjadi topik penting, serta penggunaan data sintetis dalam Generative AI karena keterbatasan data asli. Kolaborasi dengan Indosat untuk komersialisasi AI diakui masih perlu ditingkatkan. NVIDIA Omniverse dapat digunakan untuk visualisasi perubahan iklim, serta pelatihan dan inferensi AI mendukung berbagai aplikasi.
5. Kolaborasi Komersial dan Publik
Diskusi juga membahas peluang kerjasama komersial dengan NVIDIA Country Manager dan pengembangan kolaborasi yang ada dengan Indosat. Keterlibatan masyarakat sipil dalam upaya ini juga ditekankan, serta kemitraan dengan usaha-usaha yang sudah ada.
Tindak Lanjut
Untuk memperdalam kerjasama ini, telah disepakati jadwal pertemuan lanjutan. Area spesifik untuk proyek percontohan dan program pelatihan talenta juga akan diidentifikasi.
Selain itu, akan dibentuk tim kerja antara Kemenlu, Muhammadiyah Climate Center, dan NVIDIA untuk menindaklanjuti poin-poin kerjasama yang telah dibahas.
Dengan langkah ini, Indonesia dan NVIDIA berharap dapat menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan dan inovatif, memanfaatkan teknologi AI untuk kesejahteraan masyarakat dan lingkungan (Marwan Aziz)