Aurora borealis, atau cahaya utara. Foto : Pexels.
MIDWEST, BERITALINGKUNGAN.COM– Sebuah penelitian baru-baru ini mengungkapkan perubahan atmosfer yang belum pernah terjadi sebelumnya selama badai geomagnetik super yang terjadi pada bulan Mei.
Pada 11 Mei, pemandangan aurora yang memukau mengejutkan para pengamat bintang di seluruh Amerika Serikat bagian selatan. Namun, pada saat yang sama, sebuah traktor yang dipandu oleh GPS melenceng dari jalurnya di wilayah Midwest.
Apa yang menyebabkan fenomena aurora utara dan gangguan pada peralatan pertanian ini memiliki kesamaan? Jawabannya adalah badai geomagnetik yang sangat kuat, menurut dua makalah baru yang diterbitkan oleh Scott England, seorang profesor dari Virginia Tech seperti dikutip Beritalingkungan.com dari vt.edu (19/08/2024).
Menurut England, badai geomagnetik tersebut merupakan yang terkuat yang terekam dalam 20 tahun terakhir. Tim peneliti menggunakan instrumen GOLD milik NASA untuk melacak kejadian atmosfer ini. Hasilnya menunjukkan perubahan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam lokasi dan penyebaran partikel di atmosfer atas, serta perubahan komposisi dan suhu.
Salah satu temuan yang menarik adalah gerakan udara yang dramatis menjauh dari aurora, menyebabkan terbentuknya vorteks besar yang bergerak lebih besar dari badai topan. Perubahan ini, menurut England, dapat berdampak negatif pada teknologi manusia, termasuk GPS, satelit, dan jaringan listrik.
Selain itu, badai geomagnetik juga dapat menyebabkan peningkatan arus listrik yang mengalir di sekitar Bumi, yang dapat mempengaruhi perangkat teknologi yang menggunakan kabel panjang. Dalam badai geomagnetik terbesar yang pernah tercatat, yaitu Peristiwa Carrington pada tahun 1859, arus listrik ini bahkan menyebabkan sistem telegraf terbakar.
Para ilmuwan khawatir bahwa badai serupa jika terjadi saat ini dapat menyebabkan kehancuran besar pada infrastruktur internet, mengakibatkan banyak orang dan bisnis terputus dari jaringan.
“Meskipun badai pada 11 Mei tidak menyebabkan gangguan besar, dengan puncak siklus matahari yang diperkirakan akan terjadi pada Juli 2025, kita masih sekitar satu tahun lagi untuk mengetahui dampak potensialnya,”ujarnya.
Penelitian ini menjadi dasar untuk membangun model prediksi dampak badai geomagnetik di masa depan, yang sangat penting mengingat perubahan yang terjadi selama siklus matahari saat ini diperkirakan akan berlangsung hingga dua tahun ke depan (Marwan Aziz)