Bupati Manokwari, Bastian Salabay saat mengujungi lokasi banjir di Distrik Manokwari Barat. Foto : Cahaya Papua |
MANOKWARI, BL-Maraknya penebangan hutan lindung Wosi Rendani diduga menjadi penyebab utama terjadi banjir di Distrik Manokwari Barat, Papua.
“Banjir karena penebangan hutan lindung semakin marak,” kata Bupati Manokwari, Bastian Salabay seperti dilansir Cahaya Papua.
Seperti diberitakan sebelumnya, Sabtu sore lalu, 5 Januari 2012, ratusan rumah di bantaran kali wosi terendam air. Air bahkan hampir menutupi seluruh bagian rumah pada beberapa titik di daerah ini. Sejumlah daerah lain seperti Madu Raja, Kampung Udopi dan Kampung Bugis juga banjir.
Saat banjir warga tidak bisa berbuat banyak. Mereka hanya berupaya menyelematkan barang yang masih bisa diselamatkan, utamanya surat-surat berharga.
Korban banjir, Felix mengatakan ia hanya membawa surat-surat berharga dan sedikit barang yang masih bisa diselamatkan ketika banjir datang. Ia mengaku barang lainnya berupa kasur, perabot dapur, lemari bahkan sebagian alat elektronik rusak dan hanyut di bawa banjir.
“Kami takut melihat air semakin naik, jadi kami semua mengungsi di gereja, nanti pagi baru kami datang bersihkan rumah lagi, “ kata Felix, warga di bantaran kali Wosi, Minggu.
Warga mengaku, beberapa rumah tingkat mereka bahkan tidak aman saat banjir melanda. Tim SAR saat itu dilaporkan mengevakuasi mereka ke lokasi yang aman.
Ayeri Bukway, warga kali Wosi menyesalkan tindakan pemerintah daerah yang merelokasi mereka ke tempat tersebut. Ia minta bupati segera melakukan tindakan cepat agar tahun depan mereka tak lagi kebanjiran. Ayeri sebelumnya adalah warga di sekitar gereja Sion Sanggeng yang dipindahkan ke daerah ini.
Di kampung Bugis, dilaporkan, hampir seluruh rumah terendam banjir. Warga menduga, luapan air disebabkan curah hujan tinggi di daerah gunung serta air pasang dari laut. Akibatnya, debit air di kali Wosi tidak mampu menampung, sehingga meluap dan menggenangi rumah mereka.
Sementara itu, bupati berjanji akan segera memberikan bantuan tanggap darurat. Sementara barang-barang warga yang rusak akan didata oleh intansi terkait.
Ia juga mengatakan pencegahan banjir hanya bisa dilakukan dengan pembuatan talud yang tinggi dan lebar di sepanjang kali. Namun APBD Manokwari tidak cukup mengakomodir pembangunan talud. “Pemda akan mengusahakannnya lewat APBN dan berharap ada bantuan juga dari BPBD Papua Barat,” katanya.
Bupati juga mengimbau warga untuk tidak lagi membangun rumah di sepanjang bantaran kali Wosi yang sangat beresiko tinggi terkena banjir saat musim hujan tiba. Saat mengungunjungi korban banjir Salabay membagikan 600 bungkus nasi dan air meniral.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Manokwari, Reymond RH Yup mengatakan pihaknya akan melakukan pendataan bagi semua warga yang terkena korban banjir di beberapa titik pengungsian. Selanjutnya korban yang terdata akan diberikan bantuan berupa kebutuhan bahan makanan dan mengganti perabot vital yang rusak.
Setelah banjir sejumlah warga dilaporkan menempati posco penampungan pengungsi banjir di gereja Efrata Wosi. Warga juga memilih mengungsi ke rumah kerabat maupun saudara-saudara mereka. (Chatrina Pakonglean| Zack Tonu Bala/Cahaya Papua)