Ilustrasi Orangutan.
KUBU RAYA, BERITALINGKUNGAN.COM – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat telah mengerahkan petugas tim Wildlife Rescue Unit (WRU) SKW I Ketapang untuk memantau aktivitas orangutan, khususnya yang memasuki area permukiman warga di Kabupaten Kayong Utara.
Kepala Balai KSDA Kalimantan Barat, RM Wiwied Widodo, menyatakan bahwa langkah awal tim di lapangan adalah dengan menempatkan petugas WRU untuk mengoordinasi pemantauan di lapangan. “Langkah awal yang dilakukan oleh tim di lapangan saat ini adalah dengan menempatkan petugas dari tim WRU SKW I Ketapang untuk mengkoordinir pemantauan aktivitas di lapangan,” ujarnya di Pontianak seperti dikutip Beritalingkungan.com dari Antara (15/05/2024).
Widodo menginstruksikan timnya untuk selalu berkoordinasi dengan Balai TN Gunung Palung, aparat desa, dan warga setempat guna membantu pemantauan dan pengamanan aktivitas masyarakat jika terjadi interaksi negatif dengan satwa.
Selain itu, BKSDA Kalbar akan melakukan kajian habitat di sekitar lokasi penampakan orangutan, termasuk di area konsesi perkebunan dan Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH), serta memberikan edukasi kepada masyarakat tentang penanganan orangutan.
BKSDA juga siap melakukan penyelamatan satwa melalui evakuasi dan pelepasan kembali jika diperlukan. Mereka akan terus memantau dan menghalau orangutan kembali ke kawasan Taman Nasional Gunung Palung jika diperlukan. “Jika ada evakuasi, nantinya akan dilepas lagi ke kawasan Taman Nasional Gunung Palung oleh tim WRU BKSDA Kalbar dan tim WRU BTN Gunung Palung,” kata Widodo.
Langkah ini dilakukan setelah beredarnya informasi tentang kemunculan orangutan di jalan nasional yang menghubungkan Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Kayong Utara pada 12 Mei 2024. Tim WRU Balai KSDA Kalbar segera menindaklanjuti informasi tersebut dengan melakukan pengecekan di lapangan.
Pada 13 Mei 2024, tim SKW I Ketapang melakukan pemeriksaan langsung ke lokasi kemunculan orangutan serta mencari informasi dari Kepala Desa Riam Berasap Jaya dan masyarakat setempat. Dari informasi yang diperoleh, diketahui bahwa orangutan yang terlihat di tepi jalan raya berasal dari dalam kebun milik salah satu warga.
Ansol, seorang warga setempat yang juga mitra Yayasan IAR Indonesia (YIARI), melaporkan bahwa dia melihat orangutan sedang memakan umbut kelapa milik warga. Ansol berusaha menghalau orangutan tersebut kembali ke hutan dengan membuat bunyi-bunyian, namun orangutan malah mengikuti Ansol hingga ke tepi jalan raya.
Ansol mendokumentasikan kejadian ini dan orangutan tersebut akhirnya menjauhi kebun warga setelah mencapai tepi jalan raya.
Hasil pemeriksaan lapangan oleh BKSDA menunjukkan bahwa orangutan yang dilaporkan tidak terpantau saat tim berada di lokasi kejadian. Tidak ditemukan sarang atau bekas sarang orangutan di sekitar lokasi tersebut. Tim SKW I Ketapang bersama kepala desa dan masyarakat setempat juga melakukan pengecekan di beberapa lokasi dan kebun warga sekitar.
BKSDA Kalbar terus berupaya menjaga keseimbangan antara pelestarian satwa liar dan aktivitas masyarakat setempat dengan tindakan pemantauan dan koordinasi yang intensif (Ant/BL)