
Tim BPBD Gresik mengevakuasi warga terdampak dan melakukan pendataan di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Selasa (25/2). Sumber foto: BPBD Gresik
GRESIK, BERITALINGKUNGAN.COM– Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Gresik, Jawa Timur, sejak Senin malam (24/2) menyebabkan meluapnya Sungai Lamong dan Sungai Surabaya. Akibatnya, banjir merendam ribuan rumah dan infrastruktur di empat kecamatan, yakni Balongpanggang, Binjeng, Driyorejo, dan Wringinanom.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 15 desa terdampak dengan sekitar 4.834 kepala keluarga (KK) yang rumahnya terendam banjir. Selain permukiman warga, air juga menggenangi 194 hektare sawah, enam fasilitas pendidikan, dua fasilitas kesehatan, serta 13 ruas jalan utama yang menghubungkan antar kota. Ketinggian air bervariasi, mulai dari 20 hingga 100 cm di beberapa titik.
BNPB: Waspadai Hujan Susulan dan Perubahan Iklim
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Ph.D., menekankan bahwa kejadian ini perlu menjadi peringatan bagi masyarakat mengenai cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi. “Bencana banjir di Gresik ini bukan hanya dampak dari curah hujan tinggi, tetapi juga persoalan tata kelola air yang perlu dievaluasi. Sungai Lamong misalnya, sudah beberapa kali meluap karena sedimentasi dan penyempitan aliran,” jelasnya.
Abdul Muhari juga mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan warga menghadapi potensi banjir berulang. “Saat ini air memang mulai surut, tetapi masyarakat harus tetap waspada karena hujan susulan bisa terjadi. BNPB bersama BPBD setempat terus melakukan pemantauan dan asesmen untuk memastikan kebutuhan warga terdampak terpenuhi,” ujarnya (26/02/2025).
Menurutnya, kejadian ini juga mengingatkan pentingnya mitigasi berbasis lingkungan. “Perubahan iklim membuat intensitas hujan semakin tinggi. Ke depan, perlu ada upaya serius dalam pengelolaan daerah resapan air, rehabilitasi hutan di hulu sungai, serta normalisasi sungai agar daya tampungnya lebih baik,” tambahnya.
Tindakan Cepat Penanganan Banjir
Tim BPBD Kabupaten Gresik telah bergerak cepat mengevakuasi warga yang terdampak serta mendirikan posko pengungsian di beberapa titik. Bantuan logistik berupa makanan, obat-obatan, dan kebutuhan pokok lainnya juga telah mulai disalurkan. Hingga saat ini, belum ada laporan korban jiwa, sementara kerugian materiil masih dalam proses pendataan.
BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap mengikuti arahan dari pihak berwenang. Jika debit air meningkat, warga diminta segera mengungsi ke tempat yang lebih aman, menghindari arus deras, serta selalu memantau informasi resmi dari BPBD dan BNPB.
“Kita semua harus semakin sadar bahwa bencana seperti ini bisa terjadi kapan saja. Masyarakat perlu memiliki budaya kesiapsiagaan, mulai dari menyusun rencana darurat keluarga, memahami jalur evakuasi, hingga memanfaatkan informasi cuaca dari sumber resmi,” tutup Abdul Muhari (Marwan Aziz).