
Banjir menerjang Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, tepatnya di Keluraha Riko dan Desa Bukit Subur pada Senin (21/4).
JAKARTA. BERITALINGKUNGAN.COM – Memasuki pekan keempat April 2025, sejumlah kejadian bencana hidrometeorologi basah yang didominasi oleh kejadian banjir melanda beberapa wilayah Indonesia. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat beberapa kejadian bencana signifikan yang dilaporkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Banjir dilaporkan BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur yang berdampak pada 181 Kepala Keluarga (KK) atau 622 jiwa di Kelurahan Riko dan Desa Bukit Subur Kecamatan Penajam yang merupakan lokasi pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). “Banjir dipicu hujan deras yang terjadi pada Minggu (20/4) malam hingga hari Senin (21/4) dini hari. Hujan berdurasi lebih dari 5 jam ini mengakibatkan 181 rumah, tiga fasilitas ibadah, dua fasilitas kesehatan dan satu jembatan terdampak. Kondisi pada Senin sore beberapa titik banjir mengalami penurunan debit air, tercatat Tinggi Muka Air (TMA) berkisar antara 5 hingga 60 cm,”kata Abdul Muhari, Ph.D. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB di Jakarta (22/04/2025).
Selain itu kata Muhari, Banjir juga terjadi di wilayah Serang Provinsi Banten pada Senin (21/4) pukul 01.00 WIB. BPBD Kabupaten Serang melaporkan 67 KK atau 343 jiwa terdampak yang tersebar di tiga desa, antara lain Desa Bandulu, Tanjung Manis dan Kosambi Ronyok. Hingga Senin malam, titik banjir di Desa Bandulu dan Kosambi Ronyok masih tergenang dengan TMA hingga 50 cm, sementara di Desa Tanjung Manis terpantau kondusif (surut).
Sementara itu kejadian banjir juga dilaporkan BPBD Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Hujan deras menyebabkan terjadinya banjir di dataran rendah dan genangan air di wilayah Kota Pangkalpinang hingga merendam pemukiman warga pada Senin (21/4) pukul 13.00 WIB. Petugas mencatat sebanyak 447 KK terdampak yang tersebar di 12 kelurahan di tujuh kecamatan. Tujuh kecamatan terdampak antara lain Kecamatan Gerunggang, Girimaya, Gabek, Bukit Intan, Taman Sari, Pangkal Balam dan Rangkui. Berdasarkan pantauan petugas di lapangan, hingga Senin malam kondisi genangan banjir di sebagian lokasi terdampak berangsur surut dengan ketinggian air rata-rata 15 – 40 cm, namun genangan air kembali meninggi pada Pkl. 19.00 WIB akibat pengaruh gelombang pasang air laut.
Banjir juga terjadi di Kecamatan Wasile dan Wasile Timur, Kabupaten Halmahera Timur, Provinsi Maluku Utara pada Minggu (20/4) pukul 19.00 WIT. Banjir mengakibatkan 39 rumah, satu fasilitas pendidikan dan satu jembatan terdampak. Kondisi mutakhir pada Senin (21/4), masyarakat yang melakukan evakuasi mandiri telah kembali ke rumah masing-masing karena banjir berangsur surut.
Mengingat banyaknya kejadian bencana hidrometeorologi basah yang didominasi oleh banjir di sejumlah wilayah tanah air, BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk selalu waspada dan siap siaga terhadap ancaman bencana yang dapat terjadi kapan saja. “Warga diimbau untuk melakukan langkah-langkah mitigasi, antara lain dengan membersihkan saluran drainase, mempersiapkan area penampungan air, memangkas dahan pohon untuk mengurangi potensi pohon roboh saat cuaca ekstrem serta menetapkan rencana kedaruratan dan evakuasi,”tandasnya (Marwan Aziz).