
Upaya percepatan penanganan dan pencarian korban hilang masih terus dilakukan BPBD dan Pemerintah Kabupaten Sukabumi bersama tim gabungan, Minggu (9/3). Foto : BPBD Kabupaten Sukabumi.
SUKABUMI, BERITALINGKUNGAN.COM – Suasana kelam menyelimuti Kabupaten Sukabumi setelah bencana banjir dan tanah longsor menerjang kawasan itu pada Kamis (6/3). Hujan deras yang mengguyur sejak awal pekan telah memicu bencana yang tak terelakkan, menyapu permukiman dan merenggut sedikitnya lima nyawa. Hingga kini, empat warga masih dinyatakan hilang dan tengah dalam pencarian tim SAR.
Menurut data terbaru yang dihimpun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Minggu (9/3), sebanyak 12 desa di 9 kecamatan terdampak banjir, sementara 30 desa di 22 kecamatan mengalami longsor.
Ribuan warga terdampak, ratusan terpaksa mengungsi, dan puluhan rumah luluh lantak diterjang derasnya aliran lumpur dan air.
Tragedi yang Meninggalkan Luka
Di antara korban meninggal dunia, ada Eneng Sabiti (40), seorang ibu rumah tangga yang tengah berusaha menyelamatkan anak-anaknya saat arus deras menghantam rumahnya. Siti Nurul Awlia (8) dan Nendi Saputra (7), dua anak kecil yang seharusnya masih bermain riang di halaman rumah mereka, kini menjadi bagian dari angka statistik korban bencana. Lansia seperti Ooy (69) dan Yayar (70) juga tak mampu menyelamatkan diri dari amukan air dan tanah yang berguguran.
Sementara itu, Drajat (60), Siti Maryam (35), Ahyar Fauzi (9), dan Mondi (9) masih dalam pencarian. Harapan keluarga mereka masih menggantung di tepi kehancuran, menanti kabar dari tim penyelamat yang menyisir puing-puing rumah dan lumpur setinggi lutut.
Kerusakan yang Tak Terhitung
Bencana ini meninggalkan jejak kehancuran yang luas: 150 rumah mengalami rusak ringan, 110 rusak sedang, dan 95 lainnya rusak berat. Infrastruktur vital seperti jembatan dan jalan raya juga lumpuh, dengan setidaknya 30 jembatan terdampak dan puluhan titik jalan tak bisa diakses. Fasilitas kesehatan pun tak luput dari kerusakan.
“Dalam situasi seperti ini, waktu adalah segalanya. Kami terus bekerja dengan tim gabungan untuk mengevakuasi korban dan mendistribusikan bantuan,” ujar Abdul Muhari, Ph.D., Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB (10/03/2025).
Upaya pemulihan terus dilakukan. Pemerintah Kabupaten Sukabumi telah menetapkan status tanggap darurat di tiga kecamatan, yakni Pelabuhan Ratu, Simpenan, dan Lengkong. Posko utama didirikan di Pendopo Kabupaten Sukabumi, sementara pos lapangan berada di Pelabuhan Ratu dan pos logistik di kantor BPBD Sukabumi.
Duka yang Harus Dibalut Harapan
Di tengah kehancuran ini, kebutuhan mendesak seperti makanan siap saji, air bersih, selimut, matras, dan alat kebersihan menjadi prioritas utama bagi para pengungsi. Banyak dari mereka yang kini bertahan di tempat-tempat darurat, mencoba menghangatkan diri di tengah dinginnya malam Sukabumi.
Sementara banjir telah surut, tanah longsor masih mengancam wilayah-wilayah dengan kemiringan tinggi dan tanah yang telah jenuh air. Masyarakat dihimbau tetap waspada terhadap potensi longsor susulan.
Bencana ini mengingatkan kita betapa rapuhnya kehidupan di hadapan alam. Di tengah duka, ada panggilan untuk bangkit, belajar dari kejadian ini, dan membangun ketahanan yang lebih kuat untuk menghadapi bencana serupa di masa depan. Sukabumi berduka, tetapi semangat kebersamaan tetap menyala (Wan).