Lontaran lava pijar pada saat erupsi Gunungapi Ibu, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, Sabtu (11/1). FOTO: Badan Geologi
JAKARTA, BERITALINGKUNGAN.COM – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus memantau dan menangani sejumlah aktivitas vulkanik yang meningkat pada beberapa gunungapi di Indonesia. Pekan ini, tiga gunungapi menjadi perhatian utama karena statusnya yang berada di level III atau Siaga, dengan potensi bahaya yang signifikan bagi masyarakat sekitar.
Gunungapi Ibu: Lontaran Lava Pijar dan Kolom Abu
Gunungapi Ibu di Halmahera Barat, Maluku Utara, kembali erupsi pada Sabtu (11/1) pukul 19.35 WIT. Kolom abu mencapai ketinggian 4.000 meter, disertai lontaran lava pijar sejauh 2 kilometer dari kawah aktif.
Abdul Muhari, Ph.D., Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, menyampaikan bahwa PVMBG telah memperluas radius bahaya hingga 5,5 kilometer ke arah bukaan kawah di bagian utara.
“Warga di sekitar Gunungapi Ibu telah diberikan arahan untuk mematuhi rekomendasi evakuasi sementara guna menghindari risiko,” ujarnya.
Gunungapi Lewotobi Laki-Laki: Aktivitas Vulkanik Meningkat
Di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Gunungapi Lewotobi Laki-Laki menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik. Dalam sepekan terakhir, tercatat 6 kali erupsi, dengan tinggi kolom abu mencapai 1.200 meter. Laporan visual juga mengonfirmasi adanya pancaran lava yang terlihat di malam hari.
“Material lava yang menumpuk dapat memicu aliran lahar jika terjadi hujan deras,” jelas Abdul Muhari. Masyarakat diminta untuk tidak beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah aktif.
Gunung Merapi: Awan Panas dan Potensi Lahar Hujan
Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan DI Yogyakarta tetap berada di level III sejak 2020. Guguran lava dan awan panas menjadi ancaman utama, terutama di sektor selatan dan barat daya, termasuk Sungai Boyong, Bebeng, dan Krasak dengan jarak hingga 7 kilometer.
“Curah hujan yang tinggi di sekitar Merapi meningkatkan risiko banjir lahar. Warga di sekitar aliran sungai harus ekstra waspada,” kata Abdul Muhari.
Penurunan Status Dua Gunungapi
Kabar baik datang dari Gunungapi Iya di Nusa Tenggara Timur dan Gunungapi Karangetang di Sulawesi Utara, yang statusnya diturunkan dari level III ke level II pekan ini. Meski demikian, aktivitas vulkanik masih terdeteksi, dan masyarakat diminta untuk tidak memasuki radius bahaya yang telah ditetapkan.
“Penurunan status ini menjadi momentum bagi masyarakat untuk tetap siaga, karena perubahan aktivitas gunungapi bisa terjadi kapan saja,” ungkap Abdul Muhari.
Dengan kondisi cuaca yang masih mendukung peningkatan aktivitas vulkanik, BNPB mengimbau masyarakat yang tinggal di sekitar gunungapi aktif untuk selalu memantau informasi terkini dari PVMBG dan pemerintah daerah setempat. Langkah kesiapsiagaan dan edukasi masyarakat menjadi kunci utama dalam mengurangi risiko bencana (Marwan Aziz).