
Banjir yang melanda Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Selasa (4/3). Foto : BPBD Kabupaten Tangerang Selatan.
TANSEL, BERITALINGKUNGAN.COM– Hujan deras yang mengguyur Tangerang Selatan sejak Senin (3/3) malam menyebabkan banjir di lima kecamatan dengan ribuan rumah terdampak. Hingga pagi ini, air masih menggenangi beberapa wilayah, sementara upaya evakuasi terus dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama tim gabungan.
Menurut data yang dihimpun BPBD Kabupaten Tangerang Selatan, sebanyak 1.870 unit rumah terdampak banjir di Kecamatan Ciputat Timur, Pondok Aren, Pamulang, Ciputat, dan Serpong Utara. Selain merendam rumah warga, banjir juga menghambat aktivitas sehari-hari dan meningkatkan risiko penyakit pasca-bencana.
Sementara itu, di Kabupaten Tangerang, hujan deras yang terjadi pada Selasa (4/3) dini hari juga menyebabkan banjir di Desa Ranca Kelapa, Kecamatan Panongan, dengan 20 rumah terendam. Ketinggian air bervariasi, namun cukup mengganggu kehidupan warga setempat. BPBD setempat bersama tim relawan terus melakukan pendataan dan evakuasi warga ke tempat yang lebih aman.
Ancaman Banjir Susulan Masih Mengintai
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Ph.D., mengingatkan bahwa curah hujan di Provinsi Banten masih berpotensi tinggi dalam beberapa hari ke depan. “Berdasarkan prakiraan cuaca, hujan ringan hingga sedang masih akan terjadi di wilayah ini pada 4 hingga 6 Maret 2025. Ini berarti masyarakat harus tetap waspada terhadap potensi banjir susulan,” ujarnya (04/03/2025).
Abdul Muhari juga menegaskan pentingnya kesiapsiagaan warga dalam menghadapi bencana. “Masyarakat perlu mempersiapkan tas siaga bencana berisi kebutuhan darurat seperti obat-obatan, pakaian, makanan ringan, dan dokumen penting. Hindari daerah dekat sungai, tanggul, atau aliran air yang berpotensi meluap saat hujan deras,” tambahnya.
Respons Cepat Tim Penyelamat
BPBD Kabupaten Tangerang Selatan telah mengerahkan perahu karet untuk membantu warga yang terjebak di rumah mereka. Evakuasi difokuskan pada kelompok rentan seperti lansia, anak-anak, dan ibu hamil. Beberapa warga memilih mengungsi sementara ke rumah kerabat atau lokasi yang lebih aman.
Di Kabupaten Tangerang, tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, serta relawan turut serta dalam penanganan darurat. Posko pengungsian telah disiapkan untuk menampung warga terdampak, sementara bantuan logistik mulai didistribusikan.
Mencegah Banjir Berulang
Banjir di Tangerang Selatan bukanlah kejadian pertama. Faktor seperti intensitas hujan tinggi, buruknya drainase perkotaan, dan berkurangnya daerah resapan air menjadi penyebab utama. Oleh karena itu, langkah mitigasi jangka panjang harus menjadi prioritas.
“Perlu ada upaya lebih dalam penataan ruang dan infrastruktur pengendali banjir. Pembersihan saluran air, peningkatan kapasitas drainase, dan penegakan aturan tata ruang menjadi kunci untuk mengurangi risiko bencana di masa depan,” kata Abdul Muhari.
Dengan ancaman banjir yang belum sepenuhnya mereda, BNPB dan BPBD terus mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada, mengikuti arahan petugas, dan tidak mengabaikan potensi bahaya yang masih ada. Perubahan iklim dan urbanisasi yang pesat menuntut solusi yang lebih holistik agar bencana serupa tidak terus berulang (Marwan Aziz).