Kerang. Foto: Roland Krone, Alfred-Wegener-Institut)
BERLIN, BERITALINGKUNGAN.COM– Pengembangan energi terbarukan melalui turbin angin lepas pantai telah membawa manfaat besar dalam mengurangi emisi karbon. Namun, di balik keuntungannya, muncul potensi dampak terhadap ekosistem laut, terutama pada spesies seperti kerang biru (blue mussel), yang juga sedang dipertimbangkan untuk budidaya di sekitar taman angin lepas pantai.
Sebuah tim peneliti dari Alfred Wegener Institute (AWI) melakukan eksperimen laboratorium untuk meneliti dampak emisi partikel dari bilah turbin angin yang mengalami erosi terhadap kerang biru. Penelitian ini, yang diterbitkan dalam jurnal Science of the Total Environment, menemukan bahwa kerang biru dapat menyerap logam yang dilepaskan dari pelapis bilah turbin.
Metode Eksperimen
Dalam studi ini, material dari bilah turbin dihaluskan hingga ukuran partikel yang dapat dicerna oleh kerang biru. Kerang kemudian dipaparkan pada berbagai konsentrasi partikel selama 14 hari berturut-turut. “Kami mengambil sampel setelah durasi paparan tertentu untuk mengukur perubahan metabolisme kerang,” jelas Dr. Gisela Lannig, kepala proyek sekaligus pakar ekofisiologi di AWI seperti dikutip Beritalingkungan.com dari laman Awe.de (23/12/2024).
Hasil analisis menunjukkan bahwa kerang biru menyerap logam seperti barium dan kromium dalam kadar sedang hingga tinggi. Namun, dampak fisiologis jangka pendek seperti perubahan metabolisme asam amino dan sistem neuroendokrin tidak menunjukkan hasil yang konsisten. “Penelitian lebih lanjut sangat dibutuhkan, terutama untuk memahami dampak jangka panjang terhadap kerang biru,” tambah Dr. Daria Bedulina, peneliti pascadoktoral di AWI.
Ancaman Baru Bagi Lingkungan Laut
Studi ini menyoroti bahwa emisi partikel dari turbin angin lepas pantai merupakan bentuk tekanan antropogenik baru bagi lingkungan laut. Partikel polimer yang terlepas dari erosi pelapis bilah turbin dapat terakumulasi dalam jaringan kerang, membawa potensi dampak terhadap kualitas air, biodiversitas, dan fungsi ekosistem pesisir.
Kerang biru memiliki peran penting sebagai penyaring alami dalam menjaga kualitas air laut serta menyediakan habitat bagi fauna laut lainnya. Namun, akumulasi mikroplastik dan polutan dalam tubuh kerang menimbulkan kekhawatiran, terutama jika kerang ini digunakan untuk konsumsi manusia.
Perlunya Studi Lebih Lanjut
“Untuk memastikan keamanan budidaya kerang biru di taman angin lepas pantai, diperlukan penelitian lebih lanjut yang menggabungkan eksperimen laboratorium dan pengamatan lapangan,” kata Gisela Lannig.
Studi yang lebih luas dengan pendekatan jangka pendek dan panjang diperlukan untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif tentang risiko emisi partikel ini.
Penelitian seperti ini menjadi sangat penting mengingat perluasan sumber energi terbarukan dan potensi multi-fungsi taman angin lepas pantai sebagai area budidaya. Dengan langkah ini, diharapkan pembangunan energi berkelanjutan dapat seimbang dengan upaya pelestarian lingkungan laut (Marwan Aziz).