Koala. Foto : MartinStr via Pixabay.
DARWIN, BERITALINGKUNGAN.COM– Para peneliti dari Universitas Queensland telah mengembangkan alat baru yang dapat mengubah cara pakar konservasi memantau dan melindungi beberapa spesies yang terancam punah di Australia. Inovasi ini melibatkan pemanfaatan DNA lingkungan udara (eDNA) yang berhasil mendeteksi keberadaan spesies satwa liar, termasuk koala, di habitat alami mereka.
Dipimpin oleh Associate Professor Celine Frere dari School of the Environment UQ, tim peneliti ini berhasil menangkap DNA yang dilepaskan oleh organisme ke lingkungan udara untuk melacak keberadaan spesies di suatu area.
“Metode pelacakan satwa liar saat ini, seperti drone termal, anjing pelacak, dan jebakan kamera, sangat penting bagi konservasi, tetapi sering kali mahal dan membutuhkan banyak tenaga,” ungkap Dr. Frere seperti dikutip Beritalingkungan.com dari laman uq.edu.au (22/10/2024).
“Alat koleksi eDNA udara kami yang mudah digunakan dapat mendeteksi keberadaan berbagai spesies satwa liar seperti koala, walabi, possum, rubah, anjing peliharaan, dan kelinci dengan biaya yang jauh lebih murah.”ujarnya.
Penelitian ini dilakukan di empat lokasi di wilayah pemerintah lokal Redlands, yang dikenal sebagai habitat koala. Tim peneliti merancang sistem koleksi sampel udara yang menggunakan kain katun steril, dipasang di berbagai lokasi untuk menangkap partikel-partikel udara.
“Sistem ini memungkinkan aliran udara dengan kekuatan kecil, yang memudahkan penangkapan partikel,” jelas Dr. Frere. “Sampel udara kemudian dianalisis menggunakan teknik genetik canggih untuk mengidentifikasi spesies yang ada di area tersebut.”
Metode ini terbukti tidak invasif dan skalabel, memberikan data penting mengenai keberadaan satwa liar dan keanekaragaman hayati tanpa mengganggu habitat mereka. “Teknologi ini dapat secara signifikan meningkatkan deteksi dan pemantauan spesies terancam punah, mendukung upaya konservasi, dan pengembangan strategi pengelolaan yang efektif,” tambah Dr. Frere.
Penggunaan eDNA di lingkungan perairan telah berhasil diterapkan selama beberapa dekade, namun penerapannya di daratan masih dalam tahap pengembangan. Para peneliti juga sedang mencari cara untuk meningkatkan efisiensi biaya dalam pengambilan sampel udara ini.
“Kami sekarang membandingkan penelitian kami dengan metode survei konvensional untuk memahami kompromi yang ada dan merancang solusi yang paling efisien serta hemat biaya,” kata Dr. Frere. “Kami juga tengah mengembangkan perangkat untuk melacak spesies terancam lainnya di Australia, seperti glider.”
Penelitian ini telah dipublikasikan di The Journal of Applied Ecology (Marwan Aziz)