Produk Nestle. Foto : GettyImages |
SWISS, BERITALINGKUNGAN.COM- Nestle baru saja mengumumkan rencana untuk mempercepat tindakannya mengatasi polusi plastik, termasuk membuat kemasannya dapat didaur ulang (recyclable) atau dapat digunakan kembali (reusable) pada tahun 2025 dan beralih ke kertas sekali pakai dan alternatif lain.
Menanggapi hal tersebut, Pemimpin Kampanye Plastik Global Greenpeace Graham Forbes mengatakan Nestle akhirnya mengakui krisis pencemaran plastik sudah parah dengan menghilangkan produk-produk yang tidak dapat didaur ulang dan mengakui bahwa daur ulang tidak cukup.
Itu adalah hal yang baik, tetapi solusinya tidak bisa hanya dengan beralih ke bahan sekali pakai lainnya yang mudah dibuang.
“Solusi yang tidak berkelanjutan semacam ini, yang mana tidak ramah lingkungan, adalah awal mengapa kita dalam kekacauan seperti sekarang ini. Kami membutuhkan Nestle untuk berinovasi lebih dan beralih dari model sekali pakai sepenuhnya,”ujarnya dalam keterangan persnya yang diterima Beritalingkungan.com (16/01/2019).
Sementara pengumuman terbaru ini adalah langkah ke arah yang benar, namun perusahaan perlu meningkatkan upayanya menuju sistem yang dapat digunakan kembali (reusable) daripada melakukan tindakan perbaikan cepat yang dapat menyebabkan bencana lingkungan lebih lanjut seperti deforestasi.
Sekedar diketahui, Nestle adalah salah satu perusahaan pencemar plastik terkemuka yang diidentifikasi dalam kegiatan bersih-bersih dan audit merek global yang dilakukan oleh koalisi Break Free From Plastic tahun lalu.
(Wan)
–>