Deputi Logpal BNPB Lilik Kurniawan (duduk kanan) menyapa warga pengungsi terdampak Gunungapi Ibu di Desa Tonguti Ternate, Halmahera Barat, Maluku Utara, Jumat (17/5).
TERNATE, BERITALINGKUNGAN.COM – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menerjunkan tim guna mendukung percepatan penanganan darurat bencana yang ditimbulkan atas dampak erupsi Gunungapi Ibu di Halmahera Barat, Maluku Utara.
Tim yang dipimpin Deputi Bidang Logistik dan Peralatan BNPB (Deputi 5) Lilik Kurniawan ini tiba di Kabupaten Halmahera Barat pada hari Jumat (17/5), atas perintah Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto S.Sos., M.M., yang berhalangan hadir karena masih berada di Sumatera Barat sejak Senin (13/5), guna memastikan penanganan darurat bencana banjir bandang lahar dingin Gunungapi Marapi berjalan dengan baik.
Kehadiran Deputi 5 BNPB di Halmahera Barat ini merupakan bentuk respon cepat pemerintah pusat dalam mendukung pemerintah daerah setelah sehari sebelumnya status Gunungapi Ibu dinaikkan menjadi level IV atau ‘Awas’ oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Setibanya di Halmahera Barat, Deputi 5 BNPB langsung menggelar rapat koordinasi bersama Bupati Halmahera Barat James Uang, Sekda Halmahera Barat, M Syahril Abd Radjak, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Maluku Utara, Fehby Alting, Kepala Pelaksana BPBD Halmahera Barat, Wawan Gunawan, termasuk Dandim 1501, Kapolres Halmahera Barat dan jajaran forkopimda lainnya.
Dalam rapat tersebut, Lilik mengatakan bahwa BNPB akan turut mendampingi pembentukan posko tanggap darurat. Hasil keputusan dalam rapat itu, tongkat komando penanganan darurat ini dipercayakan kepada Dandim 1501, Kolonel Arm. Adietya Yuni Nurtono. Dengan keputusan ini, maka seluruh unsur forkopimda diharapkan dapat segera bersinergi dalam satu pintu komando untuk segala upaya penanganan bencana.
“BNPB juga akan melakukan pendampingan kepada pemda Halmahera Barat untuk percepatan penanganan darurat. Tadi sudah diputuskan, yang akan memimpin nanti Pak Dandim,” jelas Lilik.
Selepas melakukan rapat koordinasi, Deputi 5 BNPB kemudian menyerahkan dukungan secara simbolis berupa Dana Siap Pakai (DSP) senilai 250 juta rupiah, berikut sejumlah bantuan logistik dan peralatan lainnya yang meliputi; tenda pengungsi 10 unit, tenda keluarga 100 unit, sembako 500 paket, makanan siap saji 500 paket, hygine kit 500 paket, matras 500 lembar, selimut 500 lembar, kasur lipat 500 lembar, genset 5 unit, light tower 5 unit, lampu solar panel 5 unit, masker kesehatan 1000 dus, toilet portable 10 paket, tandon air 10 unit.
Seluruh dukungan logistik dan peralatan itu nantinya akan disimpan sementara di gudang milik Palang Merah Indonesia (PMI).“Sementara untuk gudang logistik nanti kita pinjam sementara ke PMI,” kata Lilik.
Peninjauan Lapangan
Pada kesempatan itu, Deputi 5 BNPB dan jajaran pemda Halmahera Barat mengunjungi dua lokasi pengungsian yang berada di Desa Tonguti Ternate yang terdapat 600 jiwa. Di lokasi tersebut, segala fasilitas dan kebutuhan dasar warga terdampak sudah cukup terpenuhi, termasuk dapur umum yang dioperasikan oleh Dinas Sosial bersama warga setempat.
“Tadi di Desa Tonguti kita sudah lihat cukup baik. Di sana sudah ada dapur umum. Semua sudah mulai lengkap,” kata Lilik.
Kemudian di lokasi kedua yakni Desa Dam Ici, Lilik menyempatkan diri untuk berdialog bersama beberapa warga pengungsi. Di sana ada kurang lebih 200 jiwa dan sudah menempati beberapa tenda mulai dari BNPB, Dinas Sosial, TNI dan Polri. Di lokasi tersebut juga dilengkapi dengan fasilitas kesehatan yang dioperasikan oleh tim medis dan tenaga kesehatan dari Puskesmas Halmahera Barat secara bergantian.
“Di lokasi kedua kami sudah melihat bahkan ada fasilitas kesehatan yang dioperasikan oleh tenaga-tenaga dari Puskesmas. Mereka melayani secara bergantian,” jelas Lilik.
Pada kunjungan di hari pertama ini, Deputi 5 BNPB juga menyambangi Pos Pengamatan Gunungapi Ibu yang berada di Desa Gam Ici. Dari pos itu, Lilik mendengar penjelasan terkait aktivitas vulkanik Gunungapi Ibu yang masih sering erupsi dan memuntahkan kolom abu dengan ketinggian yang bervariasi hingga 5.000 meter dari puncak.
Mengingat status Gunungapi Ibu telah naik menjadi level IV atau ‘AWAS’, maka PVMBG merekomendasikan agar wilayah radius 4 kilometer dengan perluasan sektoral berjarak 7 kilometer ke arah bukaan kawah di bagian utara kawah aktif harus dikosongkan dari segala bentuk aktivitas apapun.
Pada radius sektoral dengan jarak 7 kilometer yang disebutkan, masih ada permukiman penduduk Desa Tuguis. Tim gabungan dari pemda Halmahera Barat tengah melakukan sosialisasi terhadap warga yang masih tinggal di sana agar direlokasi ke lokasi yang lebih aman. Dalam upaya ini, Bupati Halmahera Barat akan turun langsung melakukan sosialisasi ini dengan pendekatan secara kekeluargaan.
“Tim dari pemda akan kembali melakukan sosialisasi persuasif kepada warga Desa Tuguis. Karena wilayah mereka berada di zona rawan. Nanti Pak Bupati akan turun langsung ke lapangan,” kata Lilik.
Selanjutnya, esok hari atau Sabtu (18/5), BNPB akan mengirimkan Tim Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan (Pusdatinkom) untuk mendukung pengelolaan data termasuk pendampingan posko media center sebagai diseminasi informasi kedaruratan bencana (Marwan Aziz)