Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB DR Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan banjir Jakarta . Foto : Antara. |
JAKARTA, BL-Hingga saat ini sebagain daerah Kecamatan Penjaringan yang meliputi 4 kelurahan yaitu Kelurahan Pluit, Kelurahan Penjaringan, Kelurahan Penjagalan, dan Kelurahan Kapuk masih terendam banjir dengan ketinggian bervariasi. Ada beberapa titik yang mencapai 2 meter.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB DR Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan penyebab terjadi banjir di Pluit karena Waduk Pluit dan Kali Angke Hilir meluap dan hujan setempat. Tanggul waduk Pluit yang memiliki luas 80 hektar tidak jebol. Dari sekitar 270.000 jiwa warga Kecamatan Penjaringan yang terdiri dari empat kelurahan, sebanyak 7.413 jiwa terpaksa diungsikan ke 15 posko setempat.
Jebolnya tanggul Banjir Kanal Barat (BKB) di Jl. Latuharhary pada Kamis (17/1) menyebabkan banjir menggenangi kawasan sebagian Jl. Sudirman, Bunderan HI, Jl Thamrin dan sekitarnya. Sungai Cideng yang memiliki kapasitas debit 30 m3/detik menerima beban tambahan debit dari tanggul sungai yang jebol di Jl. Latuharhary sekitar 30 m3/detik. Tentu saja Kali Cideng. Pada saat bersamaan pompa di Waduk Melati berkapasitas 12m3/detik dan Pompa Cideng berkapasitas 7 m3/detik juga mati. Demikian pula BKB juga penuh. Dengan matinya pompa air maka banjir makin tidak terkendali.
Waduk Pluit menerima aliran dari Kali Cideng dan beberapa sungai yang banjir. Panel 2 pompa banjir berkapasitas 35 m3/detik dan 4 m3/detik di Waduk Pluit terendam banjir dan tidak beroperasi. Akhirnya banjir meluas karena pasokan debit ke Waduk Pluit terus terjadi, sementara itu pembuangan air tidak berjalan.
Hal tersebut diperparah oleh pasang laut yang makin bertambah. Pasang laut tertinggi pada Sabtu (19/1) terjadi pada pukul 07.35 yaitu tinggi 0,87 meter. Pada Minggu (20/1) pasang tertinggi terjadi pukul 07.51 yaitu 0,91 meter. Demikian juga Senin (21/1) pukul 08.10 setinggi 0,94 meter. Bahkan pada Kamis (24/1) hingga Sabtu (26/1) pasang tertinggi mencapai 1 meter antara 09.09 – 09.46. Tentu ini berpotensi terjadi rob air laut.
Pemerintah terus melakukan upaya penanggulangan banjir di Pluit. Tanggul di Latuharhary telah selesai ditutup. Pompa Waduk Melati telah dihidupkan. Pompa air dari Dinas PU DKI Jakarta dan Kementerian PU dikerahkan ke Pluit untuk mengurangi banjir. BNPB mengerahkan pasukan Armarbar. Beberapa titik posko telah didirikan oleh Marinir, Kopassus, Basarnas, Tagana dan lainnya untuk memberikan bantuan evakuasi, distribusi kebutuhan dasar, logistic, kesehatan dan sebagainya.
Ia juga menambahkan, kemungkinan pasang tertinggi akan terjadi pada Senin (21/1) pukul 08.10 setinggi 0,94 meter. Bahkan pada Kamis (24/1) hingga Sabtu (26/1) pasang tertinggi mencapai 1 meter antara PUKUL 09.09 – 09.46 WIB. Tentu ini berpotensi terjadi rob air laut. (Jekson Simanjuntak)