Banjir sepanjang jalan daerah Tebat, Jakarta Selatan. Foto : Bellina Rosellini/SIEJ. |
JAKARTA, BL-Jakarta diperdiksi mengalami kerugian 20 trilium akibat banjir yang merendam ibu kota. Jumlah kerugian dihitung dari berbagai aspek, salah satunya efek jebolnya tanggul Kanal Banjir Barat (KBB) di Jl Latuharhary.
Banjir yang melanda sejumlah wilayah di ibu kota tak hanya merusak bangunan infrastruktur saja. Bahkan, banjir yang menerjang hingga pusat kota itu juga sempat melumpuhkan aktivitas warga.
“Kerugian satu kali banjir saja diprediksi Rp 15 trilliun. Tapi yang ini kata tim saya hampir Rp 20 trilliun. Ini sekali kejadian, kalau ditumpuk-tumpuk banjirnya jadi berapa?,” ujar Joko Widodo, Gubernur DKI Jakarta, di Balaikota DKI, Selasa (22/1) seperti dilansir Beritajakarta.com.
Dengan jumlah kerugian yang cukup besar itu, pihaknya, kata Jokowi akan berupaya mengurangi titik banjir yang ada di Jakarta. Salah satunya dengan menginstruksikan Dinas Pekerjaan Umum (PU) untuk menyedot endapan yang ada di saluran air. “Saya ingin tiru seperti yang di Singapura dan negara-negara lainnya, pakai disedot dan bisa bantu pembersihan sungai,” katanya.
Selain itu, dirinya akan memperbanyak sumur resapan agar saat hujan tiba, tidak semua air terbuang ke laut lewat saluran melainkan terserap melalui sumur resapan. Sumur resapan juga bisa membantu revitalisasi air tanah. Sehingga saat musim panas, Jakarta diharapkan tidak mengalami kekeringan.
Jurus lainnya, tambah Jokowi, dengan memasang dua pompa tambahan di Jakarta Utara yakni di kawasan Marina, Ancol dan Muara Angke. Sementara pompa yang rusak di Waduk Pluit sisi tengah dan barat juga segera diperbaiki.
Tidak hanya itu, pembuatan deep tunnel juga menjadi skenario yang direncanakan. Menurutnya daripada terus menerus rugi akibat banjir, lebih baik Jakarta membuat deep tunnel dengan anggaran sebesar Rp 16 triliun.
Secara terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Syamsul Arfan Akilie mengatakan, selama masa tanggap darurat yakni 17-27 Januari, pihaknya membuka posko banjir di Ruang Pola, Balaikota, DKI Jakarta. Dengan adanya Posko BPBD ini, diharapkan akan memudahkan berbagai pihak untuk saling berkoordinasi sehingga penyaluran bantuan bagi pengungsi juga akan lebih merata dan dapat menjangkau seluruh korban banjir.
“Dengan adanya posko ini bisa mengurangi masalah, walaupun diakui masih ada pengungsi yang belum terjangkau,” kata Arfan.
Dikatakan Arfan, posko ini sangat membantu untuk pendistribusian segala bentuk bantuan. Terlebih bagi korban banjir yang meminta bantuan, baik evakuasi maupun permintaan logistik. “Jika ada laporan dari masyarakat langsung bisa ditindaklanjuti, karena semua unsur ada dan langsung bergerak,” ucapnya.
Tidak hanya itu, setiap harinya dilakukan evaluasi terhadap penanganan banjir yang terjadi sampai tanggap darurat dicabut. Dalam evaluasi yang dilakukan juga dikoordinasikan strategi yang akan diambil pada hari berikutnya.
Posko banjir tersebut juga membuka layanan call center yakni di nomor 164. (Erna/BJ).